Berlin, MINA – Merek olahraga terkenal, Puma akan menyetop untuk mensponsori tim sepak bola nasional Israel setelah masa kerja samanya berakhir pada 2024 mendatang, menurut juru bicara perusahaan.
Langkah tersebut direncanakan sejak tahun lalu dan tidak terkait dengan seruan boikot konsumen terhadap Israel di tengah perang Gaza, kata juru bicara perusahaan pakaian olahraga Jerman tersebut pada Selasa (12/12).
Mengutip laman Aljazeera, Kamis (14/12), Puma telah lama menghadapi seruan boikot atas aliansi mereknya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA), namun seruan tersebut semakin meningkat selama dua bulan serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina.
Dalam pernyataan, juru bicara Puma mengatakan kontrak perusahaan dengan beberapa federasi, termasuk Serbia dan Israel, akan berakhir pada tahun 2024 dan tidak akan diperpanjang.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Juru bicaranya mengatakan Puma akan segera mengumumkan kesepakatan dengan beberapa tim nasional baru, sebagai bagian dari “strategi lebih sedikit-lebih besar-lebih baik”.
Memo internal Puma yang dilihat oleh Financial Times, yang pertama kali melaporkan berita tersebut, juga mengkonfirmasi perubahan tersebut.
Memo tersebut menyatakan, Puma akan terus “mengevaluasi semua kemitraan yang ada serta peluang lain yang akan datang, untuk memastikan kami memiliki daftar tim nasional yang kuat”, lapor surat kabar tersebut.
Puma pertama kali menandatangani kontraknya dengan IFA untuk menyediakan perlengkapan bagi para pemain pada tahun 2018.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Sejak itu, perusahaan tersebut menghadapi seruan boikot dari para aktivis, yang mengatakan IFA juga mencakup tim-tim yang berbasis di pemukiman khusus Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional.
Perusahaan-perusahaan global yang mendukung Israel menghadapi seruan boikot yang semakin meningkat dari gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) yang dipimpin Palestina sebelum dan selama perang Gaza. (T/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah