Puncak Haji Hari Kedua: 120 Jamaah Indonesia Meninggal di Tanah Suci

Jamaah Haji (Foto: Al Jazeera)

 

Jakarta, MINA – Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengumumkan, pada puncak haji hari kedua pada Senin (17/6) ada 120 jamaah Indonesia yang wafat di Tanah Suci, Arab Saudi.

“Hingga hari ini, tercatat jamaah haji reguler yang wafat di Tanah Suci berjumlah 120 orang dengan rincian; wafat di Bandara 3 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang dan di Arafah 9 orang. Jamaah haji khusus yang wafat berjumlah 8 orang,” kata Widi sapaan akrabnya dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta.

Widi menjelaskan rangkaian kegiatan di tanah suci pada hari puncak kedua di Mina, Makkah jamaah haji melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.

Baca Juga:  “Gampong Keberagaman” Potret Toleransi di Kota Syariat

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menetapkan waktu lontar jumrah jamaah haji Indonesia tanggal 11 Zulhijah yaitu Senin (17/6), pukul 05.00 – 11.00 WAS, pukul 11.00 – 17.00 WAS, dan pukul 17.00 – 00.00 WAS.

Di antara waktu tersebut, jamaah bisa menyesuaikan waktu lontar pada saat sore hari atau malam dengan pertimbangan kondisi cuaca tidak panas atau lebih sejuk.

“PPIH mengingatkan jamaah agar mematuhi ketetapan waktu lontar jumrah yang telah ditentukan. Penetapan jadwal tersebut untuk meminimalisasi potensi risiko di tengah kepadatan jamaah di area lontar jumrah, serta semata untuk keselamatan jamaah,” jelas Widi.

Menurutnya, PPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah untuk membantu mengarahkan dan memastikan jamaah haji Indonesia melaksanakan lontar jumrah dengan aman.

Baca Juga:  [MINA TALKS] Malam Ini, Perpecahan di Pemerintahan Israel

Widi mengimbau jamaah agar selalu berada dalam rombongan regu ataupun kloternya ketika berangkat dari tenda Mina ke jamarat dan saat kembali.

“Ketika akan kembali ke tenda , pastikan berada di jalur yang benar. Jangan melawan arus jalur jamaah, karena akan berpotensi tabrakan. ikuti arahan petugas, ketua regu, ataupun ketua rombongan,” pesannya.

Ia berpesan, saat jamaah akan melakukan aktivitas lontar jumrah, pastikan membawa bekal minuman untuk menjaga hidrasi tubuh. Membawa identitas diri berupa paspor, visa, gelang tangan, serta identitas rombongan yang mudah dikenali oleh rekan lainnya.

“Antar jamaah agar saling bantu bila jamaah lain mendapatkan kesulitan. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang bersiaga penuh di sepanjang jalur jamarat,” ucapnya.

Baca Juga:  Tren Home Dukung Dakwah Rasil dengan Fasilitas Modem Internet

Selama di Mina, Widi menyampaikan, jamaah agar fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah, mengagungkan Asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Quran, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.

“Bila tidak ada keperluan mendesak, jamaah sebaiknya tetap berada di tenda. Upayakan memakai masker selama di luar tenda, mengingat kawasan Mina yang padat dan berdebu. Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat,” tambahnya. (R/R5)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Arif Ramdan