Jakarta, MINA —Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta membangun Pusat Kajian Islam Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta. Peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (26/10) oleh Wagub Rano Karno.
Pembangunan ini menjadi langkah nyata untuk melanjutkan cita-cita Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Rano Karno menyampaikan, pembangunan pusat kajian tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan pemikiran Gus Dur yang menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman yang moderat, kebangsaan, dan kemanusiaan.
“Gus Dur adalah tokoh besar yang telah memberikan inspirasi bagi bangsa ini. Melalui pusat kajian ini, kita ingin melanjutkan cita-cita beliau dalam membangun ruang pemikiran Islam yang terbuka, toleran, dan berakar pada budaya Nusantara,” ujar Rano.
Baca Juga: Presiden Prabowo Tiba di Malaysia untuk Hadiri KTT ke-47 ASEAN
Ia menjelaskan, Pusat Kajian Islam ASEAN nantinya akan menjadi wadah pengembangan ilmu keislaman di tingkat regional, sekaligus memperkuat posisi Jakarta sebagai kota dengan ekosistem pengetahuan dan literasi Islam yang dinamis. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun berkomitmen untuk mendukung penuh pembangunan tersebut, baik dari sisi perencanaan, perizinan, maupun infrastruktur penunjang.
“Saya sudah meminta Wali Kota Jakarta Selatan untuk memastikan semua kebutuhan teknis di lapangan dapat difasilitasi. Kita ingin pembangunan ini berjalan lancar dan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Rano.
Dalam kesempatan itu, Rano juga menyoroti pentingnya aksesibilitas menuju kawasan pembangunan. Ia menuturkan, Pemprov DKI akan menyesuaikan jalur transportasi publik, termasuk layanan JakLingko, agar masyarakat dapat dengan mudah mengunjungi lokasi tersebut.
“Nanti rutenya akan disempurnakan supaya masyarakat lebih mudah mengakses kawasan ini. Jika belum masuk dalam jalur JakLingko, saya minta rutenya segera diperluas,” tuturnya.
Baca Juga: Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Berada di Level Sedang
Pusat Kajian Islam Asia Tenggara diharapkan tidak hanya menjadi pusat penelitian dan pembelajaran bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi destinasi intelektual bagi para peneliti dan pelajar dari berbagai negara di kawasan ASEAN.
“Kami berharap dari tempat ini lahir generasi muda yang mampu mengembangkan pemikiran Islam yang inklusif, moderat, dan relevan dengan tantangan global,” pungkas Rano. []
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic