Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pusat Studi Gaza: Hamas-Iran Pulihkan Hubungan

kurnia - Sabtu, 11 November 2017 - 19:39 WIB

Sabtu, 11 November 2017 - 19:39 WIB

145 Views ㅤ

(Foto: Anadolu Agency)

(Foto: Anadolu Agency)

Gaza, MINA – Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan atas meletusnya perang saudara Suriah sejak 2011, hubungan antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Iran sedang berkembang dan kembali kepada keadaan semula.

“Hubungan Hamas dengan Iran pulih sejak pemilihan internal kelompok tersebut baru-baru ini,” kata Walid Al-Mudallal, Kepala Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan di Gaza kepada Anadolu Agency yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA), Sabtu (11/11).

Dia menyalahkan kebijakan Arab Saudi yang kaya akan minyak karena mendorong Hamas mendukung ke Iran.

“Ada gelombang permusuhan yang dipimpin oleh Arab Saudi terhadap Hamas dan masuk akal bagi kelompok tersebut untuk mencari pendukung,” kata Walid.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Iran adalah pendukung utama Hamas yang telah memerintah blokade Jalur Gaza sejak 2007.

Hubungan antara kedua sekutu telah tegang dalam beberapa tahun terakhir setelah Hamas menolak untuk mendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad dalam perang sipil negara tersebut.

Hamas selanjutnya membuat marah Teheran pada tahun 2012, ketika mantan pemimpin Kelompok perlawanan Palestina Hamas Khaled Meshaal meninggalkan Teheran untuk tinggal di ibu kota Qatar, Doha, mengakibatkan Iran secara drastis mengurangi dukungannya terhadap kelompok Palestina tersebut.

Hubungan jangka pendek antara Hamas dan Arab Saudi, saingan berat Iran, telah memperburuk hubungan antara Teheran dan Hamas.

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Namun, hubungan antara Hamas dan Arab Saudi kembali tertunda setelah sebuah blok yang dipimpin Arab Saudi menjatuhkan sanksi kepada Qatar pada Juni, menuduhnya mendukung terorisme. Pemerintah Arab Saudi meminta Doha untuk menghentikan dukungan kepada kelompok-kelompok Islam seperti Ikhwanul Muslimin dan Hamas.

Dengan terpilihnya Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah sebagai pemimpin baru Hamas awal tahun ini, kelompok tersebut mulai memulihkan hubungannya dengan Iran.

Pada Oktober, Wakil Kepala Biro Politik Hamas Saleh Al Arouri mengunjungi Teheran untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Iran.

Pekan lalu, Al-Arouri mengunjungi Lebanon dan bertemu dengan Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, sekutu penting Iran yang pasukannya berperang bersama pasukan Bashar Al-Assad di Suriah. (T/R03/RI-1)

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda