Moskow, MINA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hanya orang-orang yang “berhati keras” tetap tenang melihat kejadian bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, di mana Israel terus melakukan serangan udara dan darat selama hampir satu bulan.
“Sangat mudah untuk melontarkan percikan api, sangat mudah. Dengan kengerian yang terjadi di sana, hal itu mudah dilakukan. Ketika Anda melihat penderitaan dan anak-anak yang berlumuran darah, tangan Anda mengepal dan air mata mengalir di mata Anda. Inilah reaksi dari orang normal mana pun. Kalau tidak ada reaksi seperti itu, berarti orang itu tidak punya hati, itu terbuat dari batu,” kata Putin pada pertemuan di Moskow, Jumat (3/11), Anadolu Agency melaporkan.
Putin memperingatkan bahwa peristiwa tragis dapat digunakan untuk memicu kekerasan dan oleh karena itu kita perlu menghentikan emosi.
Selain banyaknya korban jiwa, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta pengungsian, 2,3 juta penduduk Gaza juga bergulat dengan kekurangan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan akibat blokade Israel terhadap wilayah kantong tersebut.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Seruan internasional untuk gencatan senjata sejauh ini diabaikan oleh Tel Aviv (Israel),” ujarnya.
Putin juga menanggapi kerusuhan sipil pada 29 Oktober di bandara wilayah pusat administrasi Dagestan Makhachkala, Rusia.
Menurutnya, serangan terhadap orang-orang Yahudi yang kembali dari Israel tidak dapat membantu warga Palestina.
“Semua peristiwa ini harus kita tanggapi dengan jernih, memahami di mana akar kejahatannya, dari mana asalnya,” tegasnya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Presiden Rusia juga mengklaim bahwa senjata yang dipasok ke Kyiv muncul di Timur Tengah karena korupsi di Ukraina.
“Sekarang mereka bilang senjata dari Ukraina bermunculan di Timur Tengah. Tentu saja karena mereka (Ukraina) menjualnya. Termasuk ke Taliban. Dan dari sana senjata itu menyebar ke mana-mana,” ujarnya.(T/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu