Moskow, MINA – Presiden Vladimir Putin mengatakan, pasukan Rusia telah mencapai kemenangan dalam pertempuran terbesar pada perang Ukraina.
Dia menyatakan, pelabuhan strategis Mariupol “dibebaskan” setelah sekitar dua bulan pengepungan.
Pemimpin Rusia itu membuat pengumuman dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu di Kremlin pada Kamis (21/4), Press TV melaporkan.
Sejumlah tentara Ukraina yang bersembunyi di dalam pabrik baja Azovstal seperti benteng raksasa di kota, masih bertahan melawan pasukan Rusia.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu. Saya memerintahkan Anda untuk membatalkannya,” kata Putin kepada Shoigu.
“Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini. Blokir kawasan industri ini sehingga seekor lalat pun tidak bisa melewatinya,” tambah Presiden Rusia itu.
Azovstal adalah salah satu fasilitas metalurgi terbesar di Eropa, seluas 11 km persegi, dengan bangunan besar, bunker bawah tanah, dan terowongan.
Putin mengumumkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari, menyusul pengakuan Moskow atas Republik Lugansk dan Donetsk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass. Dua wilayah yang memisahkan diri itu, yang terletak di timur Ukraina, sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Sejak awal operasi, beberapa pertempuran terberat antara kedua belah pihak telah difokuskan di sekitar Mariupol, yang terletak di tenggara Ukraina dan di pantai utara Laut Azov yang strategis.
Jatuhnya Mariupol, yang dikepung oleh pasukan Rusia sejak 1 Maret, memungkinkan Moskow membuka jalur darat ke Semenanjung Krimea, yang bergabung dengan Rusia pada 2014.
Menurut perkiraan Shoigu, sekitar 2.000 tentara dan pejuang Ukraina tetap berada di dalam Azovstal. Putin meminta mereka untuk meletakkan senjata dan menyerah. Ia mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat, tetapi seruan itu semuanya sia-sia.
Pertempuran terburuk dalam perang terjadi di dalam dan di luar Mariupol, yang dulunya merupakan rumah bagi 400.000 orang. Kota naas itu juga menjadi tempat bencana kemanusiaan terburuk, dengan ratusan ribu warga sipil terputus selama hampir dua bulan. Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil selama serangan itu.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Shoigu mengatakan kepada Putin bahwa pasukan Rusia telah berhasil membunuh lebih dari 4.000 tentara Ukraina selama operasi untuk menguasai Mariupol dan bahwa 1.478 telah menyerah, dua di antaranya adalah orang Inggris. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza