Moskow, MINA – Presiden Vladimir Putin pada Jumat (14/3) meminta pasukan Ukraina yang terkepung di wilayah Kursk Rusia untuk “menyerah.”
Dilansir dari Arab News, Seruan itu muncul tidak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pemimpin Rusia tersebut berusaha menyabotase inisiatif senjata/">gencatan senjata.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendesak Putin untuk menyelamatkan nyawa pasukan Ukraina, dengan dalih bahwa utusannya telah mengadakan pembicaraan “produktif” dengan pemimpin Rusia itu mengenai usulan senjata/">gencatan senjata selama 30 hari.
Rusia telah melancarkan serangan balasan cepat di wilayah perbatasan barat Kursk selama sepekan terakhir, merebut kembali sebagian besar wilayah yang direbut Ukraina dalam serangan mendadak Agustus lalu.
Baca Juga: Penangkapan Aktifis Pro-Palestina Mahmoud Khalil Ancaman Hak Konstitusional
Kekalahan di Kursk akan menjadi pukulan telak bagi rencana Ukraina, yang ingin menggunakan cengkeramannya di wilayah tersebut sebagai alat tawar-menawar dalam pembicaraan damai untuk perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.
“Kami bersimpati terhadap seruan Presiden Trump,” kata Putin dalam sambutan yang disiarkan di televisi Rusia.
“Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, mereka akan dijamin hidup dan diperlakukan dengan bermartabat,” kata Putin.
Trump mengatakan “ribuan” tentara Ukraina “dikelilingi sepenuhnya oleh militer Rusia, dan dalam posisi yang sangat buruk dan rentan.”
Baca Juga: WNI Korban Penipuan Daring di Myanmar Dipulangkan melalui Thailand
“Saya telah meminta dengan tegas kepada Presiden Putin agar nyawa mereka diampuni. Ini akan menjadi pembantaian yang mengerikan, yang tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II,” kata Trump.
Namun, pimpinan militer Ukraina membantah klaim tersebut. “Tidak ada ancaman bahwa unit kami akan dikepung,” tulis Staf Umum Ukraina di media sosial.
Zelensky memberikan penilaian yang lebih serius dalam komentarnya kepada wartawan di Kyiv. “Situasi di wilayah Kursk jelas sangat sulit,” katanya, sambil menegaskan bahwa operasi itu masih memiliki nilai. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Somalia dan Somaliland Bantah Ada Pembicaraan tentang Pemukiman Warga Gaza