Moskow, MINA – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan perang di Jalur Gaza harus diakhiri dengan pembentukan Negara Palestina, serta mendesak Kuartet Timur Tengah diaktifkan kembali guna melanjutkan upaya mediasi di wilayah tersebut.
“Solusi utama untuk masalah Palestina adalah pembentukan Negara Palestina yang sepenuhnya. Pihak Rusia telah menegakkan posisi ini sejak era Soviet,” katanya saat bertemu dengan manajer media BRICS di Moskow, Jumat (18/10). Anadolu Agency melaporkan.
Putin menekankan pengaktifan kembali Kuartet Timur Tengah, sekelompok organisasi internasional yang meliputi PBB, AS, PBB, dan Rusia, untuk melanjutkan upaya mediasi konflik Israel-Palestina dan memulai proses perdamaian.
“Adalah kesalahan AS untuk mengganggu pekerjaan Kuartet. Akan lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi. AS mengambil alih, memonopoli upaya perdamaian, memikul tanggung jawab penuh, tapi pada akhirnya gagal,” kata Putin.
Baca Juga: Tradisi Pembuatan Sabun Nablus Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Ia menekankan warga Palestina tidak akan meninggalkan Jalur Gaza, dan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di wilayah tersebut hanya akan meningkatkan jumlah orang yang bertekad untuk “mempertahankan kepentingan mereka”.
“KTT BRICS mendatang di Kazan, dari 22-24 Oktober, akan mencakup diskusi tentang konflik Israel-Palestina, karena konflik tersebut masih menjadi masalah global yang signifikan,” tambahnya.
Israel meningkatkan pengeboman besar-besaran di seluruh Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hezbollah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hezbollah sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza. Lebih dari 42.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas sejak perang dimulai setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Israel semakin memperluas eskalasi dengan menginvasi Lebanon pada 1 Oktober. []
Baca Juga: Israel Serang RS Kamal Adwan, Relawan MER-C Aman
Mi’raj News Agency (MINA)