Tripoli, MINA – Saif Al-Islam Gaddafi, putra paling menonjol mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, berencana mencalonkan diri sebagai presiden dalam pilpres tahun 2018, juru bicaranya mengumumkan pada hari Senin (18/12).
Basem Al-Hashimi Al-Soul, juru bicara keluarga Gaddafi, mengatakan, Saif Al-Islam Gaddafi telah mempersiapkan pertarungannya dan akan mengumumkan mengumumkannya segera.
“Saif Al-Islam berencana untuk menerapkan lebih banyak keamanan dan stabilitas sesuai dengan geografi Libya dan berkoordinasi dengan semua faksi Libya,” katanya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Saif dipandang oleh beberapa orang sebagai pengganti reformis potensial untuk melanjutkan ayahnya era tahun-tahun sebelum 2011, dan menjadi tokoh kunci bagi loyalis Gaddafi.
Saif pernah mendapatkan perintah penahanan oleh Pengadilan Pidana Internasional tahun 2011 atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang melibatkan ayahnya.
Pada tahun 2015, sebuah pengadilan Libya di ibu kota Tripoli memvonis Saif al-Islam dengan hukuman mati atas tuduhan terkait pembunuhan selama pemberontakan tahun 2011 di negara tersebut.
Namun pada bulan Juni 2015, Saif dibebaskan di Zintan di bawah undang-undang amnesti oleh sebuah parlemen yang berbasis di Libya timur.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Saaf Gaddafi kemudian meninggalkan Zintan untuk lokasi yang tidak diungkapkan. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata