
Al-Quds
. (Foto: middleeasmonitor.com)" width="300" height="200" /> Pemandangan umum Kota Al-Quds. (Foto: middleeasmonitor.com)Paris, 10 Dzulqa’dah 1435/5 September 2014 (MINA) – Pangeran Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, mendesak Badan Kebudayaan (UNESCO) untuk mengambil langkah-langkah efektif guna melindungi Masjid Al-Aqsha -masjid tersuci ketiga di dunia- dari agresi Zionis Israel.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi itu mengeluarkan seruan tersebut selama kunjungannya ke markas UNESCO di Paris, Kamis kemarin, sebelum mengakhiri kunjungan resmi empat hari ke Perancis.
“UNESCO harus mengaktifkan semua resolusi internasional untuk melindungi Al-Aqsha dari israel/">agresi Israel,” kata Pangeran Salman sementara memuji organisasi yang memberikan keanggotaan penuh untuk Palestina itu, ArabNews sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Komite Warisan Dunia UNESCO telah menyetujui resolusi untuk menempatkan kota tua Al-Quds (Yerusalem), lokasi di mana Masjid Al-Aqsha berada, pada “Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya” pada Senin 23 Juni 2014 lalu.
Baca Juga: Jajak Pendapat: 58% Warga Israel Tidak Percaya Lagi pada Netanyahu
Menurut resolusi, kota Al-Quds dan tembok-temboknya, termasuk Gerbang Al-Magharibah, barat Al-Aqsha, berada dalam kondisi bahaya terus menerus sebagai akibat kebijakan Israel.
UNESCO pertama kali memasukkan Kota Al-Quds dalam “Daftar Situs Warisan Dunia” pada tahun 1982 setelah sebuah permohonan diajukan oleh Yordania, yang merupakan penjaga dari Kota Al-Quds.
Kota tua Al-Quds dan dindingnya adalah bagian dari Al-Quds Timur, yang tetap berada di bawah kedaulatan Yordania setelah Israel pertama kali menduduki Yerusalem Barat dan bebarapa wilayah Palestina pada tahun 1948 dan tetap demikian sampai tahun 1967, ketika Israel menyelesaikan pendudukan seluruh Kota Al-Quds dan sebagian besar wilayah Palestina, termasuk Dataran Tinggi Golan dan Sinai.
Baca Juga: Kamar Banding ICC Tolak Permohonan Pembatalan Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Selama kunjungannya di Perancis, Pangeran Salman mengadakan pembicaraan dengan Presiden Perancis Francois Hollande, bersama Perdana Menterinya Manuel Valls; Menteri Luar Negeri Laurent Fabius dan Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian pada isu-isu regional dan internasional dan memperkuat kerjasama bilateral.
Arab Saudi dan Perancis menyerukan penyelesaian perdamaian Timur Tengah yang komprehensif dan abadi atas dasar Inisiatif Perdamaian Arab dan Resolusi PBB.
Kedua negara juga menyatakan mengecam israel/">agresi Israel di Gaza.
Kedua belah pihak mengingat kunjungan bersejarah Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah ke Perancis pada tahun 2007 lalu, dan kunjungan Presiden Hollande ke Arab Saudi tahun lalu, yang mengakibatkan konsolidasi kemitraan strategis antara kedua negara.
Baca Juga: Puluhan Ribu Jamaah Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Sementara itu, Pangeran Salman menerima di kediamannya di Paris Presiden Dewan Perancis untuk Agama Islam dan Kepala Masjid Agung Paris Dalil Abu Bakar dan sejumlah anggota dewan.
Putra mahkota menegaskan dukungan Arab Saudi untuk asosiasi Islam di berbagai negara. Dia juga mencatat upaya Kerajaan dalam pelayanan jamaah muslim yang datang untuk melaksanakan haji dan umrah.
Pangeran Salman juga bertemu dengan para Mahasiswa program beasiswa Arab Saudi yang mengejar studi mereka lebih tinggi di universitas-universitas Perancis dan mendesak mereka untuk unggul dalam bidang pendidikan.(T/R05/R11)
Baca Juga: El-Sisi: Mesir Benteng Kuat terhadap Upaya Pelenyapan Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)