Gunung Agung" width="480" height="299" />
Bali, MINA – Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika memperkirakan aktivitas Gunung Agung, Karangasem, Bali, sudah mendekati letusan yang lebih besar.
“Aktivitas Gunung Agung saat ini sudah mendekati letusan yang lebih besar karena magma sudah berada di bibir kawah,” kata I Gede Suantika pada Ahad (26/11), demikian siaran pers yang diterima Mi’raj News Agency (MINA).
Menurutnya, letusan itu tergolong ke dalam letusan magmatik dan memiliki peluang besar akan meletus dengan kekuatan yang cukup besar. Bahkan kemungkinan letusan yang akan terjadi memiliki kekuatan yang sama dengan letusan pada tahun 1963.
Baca Juga: Hadapi Gempuran Medsos, Ketua PWI Bogor Ingatkan Kode Etik Jurnalistik Media Massa
Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan letusan besar itu akan terjadi, sementara pada Ahad ini pukul 14.10 wita Gunung Agung masih mengeluarkan letusan berupa abu vulkanik dengan ketinggian letusan mencapai hingga 3.380 meter.
“Kandungan letusan ini berupa abu vulkanik dan bukan lagi uap air. Kemungkinan letusan magmatis yang mengeluarkan abu vulkanik ini dapat berlangsung hingga 1 bulan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, posisi magma saat ini, berupa batuan cair sudah berada di atas dan tinggal menunggu waktu meletus. Letusan yang terjadi kemungkinan akan berupa lahar, lava, ataupun guguran lava (awan panas).
“Letusan yang akan terjadi diperkirakan letusan vertikal namun material abu akan dipengaruhi oleh arah angin seperti yang telah dan sedang terjadi,” jelasnya.
Baca Juga: Pameran UMKM Bekasi Baraka Market Siap Digelar Juli Mendatang
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya bersama tim sedang mengkaji kemungkinan peningkatan status menjadi level IV (Awas).
“Petugas posda tetap melakukan pemantauan dan koordinasi dengan PVMBG untuk mengantisipasi perkembangan aktivitas Gunung Agung,” ujarnya.
Rekomendasi kawasan rawan bencana pun akan diperluas hingga 8 km dan 10 km sektoral.
Dampak yang hingga saat ini dirasakan adalah hujan abu di hampir seluruh wilayah Kab. Karangasem.
Baca Juga: Inovasi Penataan Jawa Barat, KNEKS dan PUM Perkuat Ekosistem Syariah
Sementara itu, berdasarkan pengamatan di lapangan, pengungsi yang berasal dari wilayah terdampak sudah mulai bergerak sejak malam tanggal 25 November 2017.
Berdasarkan data yang diperoleh, pengungsi yang menuju GOR Swecapura Klungkung yang berasal dari Desa Sebudi dan Desa Muncan Kec. Selat akan diperkirakan mencapai 2.000 orang hingga malam ini.
Selain itu terpantau 460 jiwa pengungsi yang berasal dari Desa Dukuh telah menuju Desa Tembok Kab. Buleleng. Sedangkan pengungsi yang menuju Desa Kubu, Bangli telah mencapai 176 orang.
Berdasarkan pantauan di lapangan hujan abu vulkanik halus sangat terasa di wilayah Kec. Selat dan Kec. Bebandem karena angin saat ini bergerak ke arah tenggara. Masyarakat pun telah mempersiapkan diri dengan menggunakan masker untuk beraktivitas di ruang terbuka. (R/R10/RI-1)
Baca Juga: Pondok Pesantren Shuffah Al Jama’ah Tasikmalaya Programkan Baca 30 Menit di Perpustakaan
Mi’raj News Agency (MINA)