New York, 4 Dzulhijjah 1435 H/ 28 September 2014 M (MINA) – Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Su, melabrak Dewan Keamanan PBB dengan mengatakannya sebagai sebagai forum kebohongan dan selalu memberlakukan standar ganda, karena itu ia menyerukan diadakannya reformasi pada Dewan Keamanan PBB tersebut.
Kehadiran RI pada sidang Majlis Umum PBB, New York, Sabtu, menjadikan ia sebagai pejabat tinggi Korea Utara pertama yang hadir di sidang tahunan PBB dalam 15 tahun terakhir.
Ri mengkritik Dewan Keamanan PBB, yang telah menjatuhkan sanksi keras terhadap negaranya karena program pengembangan nuklir dan rudal, sementara negara-negara lain seperti Israel dibiarkan bebas melakukan hal yang sama . Kantor berita Nahar melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
“Dewan Keamanan seharusnya tidak lagi berfungsi karena telah lama menjadi sebagai forum untuk berbohong dan melaksanakan standar ganda,” kata Ri di Majelis Umum PBB di New York.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Ia menyebut sebagai contoh, Dewan Keamanan telah menutup mata terhadap kematian ribuan warga sipil di Gaza dari serangan Israel, tapi pada saat yang sama menghukum Suriah terkait konflik di wilayahnya.
Dia mengatakan tentang Suriah, bahwa Dewan Keamanan menampilkan manifestasi ekstrim dari standar ganda, karena menurutnya tidak ada tindakan yang harus diambil terhadap Suriah.
Kemudian dikritiknya koalisi baru pimpinan AS yang di bawah penyamaran apa yang disebut “kontra-terorisme,” digunakan sebagai dalih untuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS.
Lebih lanjut, Menlu Korea Utara juga menyerang Amerika Serikat karena latihan militer gabungan dengan Korea Selatan pada Agustus silam. “Tapi Derwan Keamanan menolak mempertimbangkan permintaan Korea Utara untuk menghentikan latihan perang itu, yang jelas merupakan provokasi untuk meningkatkan ketegangan antara kedua Korea yang berseteru,” kata Ri Yong Su.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Beralih ke program nuklir Korea Utara, Ri menegaskan, AS telah melancarkan “kebijakan bermusuhan”pada program Pyongyang mengembangkan senjata nuklir, yang jelas-jelas tidak dimaksudkan untuk mengancam atau menyerang fihak lain.
Sementara itu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dalam pidatonya kepada Majelis Umum yang dihadiri 193 negara, menyerukan dimulainya kembali pembicaraan enam pihak tentang program nuklir Korea Utara.
Laporan dari pengawas nuklir PBB mengatakan tentang reactor nuklir Korea Utara di lokasi Yongbyon dapat beroperasi lagi.
Namun demikian, para ahli mengatakan, “Reaktor ini mampu memberikan Korea Utara enam kilo (13 pon) plutonium per tahun – cukup untuk satu bom nuklir.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Korea Utara sendiri telah dijatuhi sanksi oleh Dewan Keamanan PBB sejak tahun 2006 karena programj pemhgembangan nuklir-nya, dan mendapat sanksi baru pada Maret 2013 karena melakukan uji coba nuklir untuk yang ketiga. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu