Doha, MINA – Otoritas Penerbangan Sipil telah mengumumkan bahwa Qatar Airways dan maskapai penerbangan internasional akan mulai menggunakan rute penerbangan baru, yang disetujui setelah pertemuan luar biasa Dewan Eksekutif Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pekan lalu.
Dewan Eksekutif ICAO mengadakan sesi luar biasa di kantor pusatnya di Montreal, Kanada, untuk meninjau ulang berkas teknis Qatar mengenai dampak negatif blokade udara negara-negara tetangga pada keamanan penerbangan udara.
Ketua Otoritas Penerbangan Sipil Qatar Abdullah bin Nasser Turki Al-Subaie, mengatakan pada hari Selasa (8/8/2017), jalur penting untuk Qatar Airways telah diaktifkan melintasi perairan internasional.
“Koridor darurat telah difasilitasi untuk pesawat terbang dari dan ke Qatar berdasarkan Pasal 54 Konvensi Chicago tentang Penerbangan Sipil Internasional tahun 1944,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia menambahkan, sebagian besar rute yang diminta oleh Qatar kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional telah dioperasikan, baik di Teluk Arab, Laut Arab dan Teluk Oman.
Dia mengungkapkan, Otoritas Penerbangan Sipil saat ini sedang mempertimbangkan rute baru melalui perairan internasional, yang seharusnya dioperasikan begitu disetujui oleh semua pihak, termasuk ICAO.
Al-Subaie mencatat bahwa persetujuan rute baru tersebut termasuk sukses besar bagi Qatar, mengingat kemampuannya untuk meyakinkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional mengenai pentingnya kepatuhan negara-negara pemblokade pada Konvensi Chicago.
Dia mengatakan, rute baru yang telah disetujui akan memberi kenyamanan lebih dan keamanan pesawat yang digunakan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pertemuan Dewan Eksekutif ICAO telah mendesak semua negara anggota untuk mematuhi Konvensi Chicago dan untuk terus bekerja sama dalam bidang keselamatan, keamanan, efisiensi dan keberlanjutan penerbangan sipil internasional. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata