London, 28 Syawwal 1435/24 Agustus 2014 (MINA) – Pemerintah Qatar menolak tuduhan bahwa mereka memberi bantuan keuangan kepada pejuang militan Islamic State (IS/ISIL/ISIS) yang telah merebut sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah.
Pernyataan Menteri Luar Negeri Khaled Al-Attiyah, Sabtu (23/8) di London, muncul sehari setelah pemerintah Jerman meminta maaf atas pernyataan menterinya yang menuduh Qatar membiayai kelompok ISIL.
Attiyah menggambarkan tuduhan itu “kurang informasi”, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Qatar tidak mendukung kelompok-kelompok ekstrimis, termasuk (Islamic State), dengan cara apa pun. Kami menolak pandangan mereka, cara-cara kekerasan dan ambisi mereka,” katanya dalam pernyataannya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Visi kelompok-kelompok ekstrimis untuk sebuah daerah adalah salah satu yang kita tolak, dan tidak akan pernah kami dukung dengan cara apa pun.”
Attiyah mengatakan tujuan Qatar adalah melakukan semua yang bisa menciptakan perdamaian dan keadilan di seluruh wilayah dan menyerukan tindakan kolektif guna mengakhiri kekerasan di Suriah dan Irak.
Ia juga mendesak pemerintah Irak untuk memberikan keselamatan dan keamanan bagi warga negaranya dan berjanji bahwa Qatar akan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Irak.
Dalam pernyataan itu juga, Pemerintah Qatar mengutuk tindakan “barbar” militan atas pembunuhan wartawan Amerika Serikat James Foley sebagai “tindak pidana yang bertentangan dengan prinsip-prinsip toleransi Islam, nilai-nilai kemanusiaan, serta hukum dan norma-norma internasional”.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Pembunuhan warga sipil tak berdosa dan pengusiran paksa ratusan ribu orang mengancam keberadaan warga Irak serta perdamaian dan keamanan di seluruh wilayah,” kata Menteri Luar Negeri.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengutuk serangan terhadap jamaah di dalam masjid di provinsi Diyala, Irak, yang menewaskan sedikitnya 73 orang dan puluhan lainnya terluka. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata