Gaza, 1 Jumadil Akhir 1436/21 March 2015 (MINA) – Kepala Komite Qatar untuk Membangun Kembali Gaza, Muhammad Al-Emadi, mengatakan, ia memasuki Jalur Gaza untuk pertama kalinya dalam dua tahun melalui Israel, setelah pihak Mesir menolak memberikan izin padanya melintasi wilayah tersebut.
Al-Emadi mengatakan, situasi di Gaza sekarang lebih sulit daripada dua tahun lalu, karena masalah akumulasi blokade Israel dan agresinya.
Keputusan Pemerintah Mesir mencegah masuknya bahan bangunan untuk rekonstruksi Gaza melalui perbatasan Rafah, menunda pelaksanaan proyek-proyek, kata Al-Emadi, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan yang juga diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Akibat tindakan Mesir, lanjutnya, Qatar yang melakukan proyek rekonstruksi di Gaza, harus membeli bahan-bahan bangunan dari Israel, sehingga mengalami peningkatan biaya keseluruhan sampai tiga kali lebih dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Hamas: Palestina Harus Bersatu untuk Pertahankan Tepi Barat
Al-Emadi mengungkapkan, meski proyek rekonstruksi jalur Gaza yang dibiayai Qatar terhenti selama enam bulan akibat agresi Israel tahun lalu dan akibat penutupan pos penyeberangan Rafah, perkembangan pembangunan kembali Gaza yang dibiayai Qatar tetap berjalan lancar.
Al-Emadi menyatakan, optimisme atas kecepatan rekonstruksi Jalur Gaza terutama setelah masyarakat internasional merespon imbauan untuk melaksanakan komitmen membangun kembali Gaza.
Dia mengatakan, Qatar telah secara aktif berusaha untuk mendesak negara-negara Arab dan Barat untuk mempercepat dimulainya proyek-proyek rekonstruksi.
Proyek-proyek rekonstruksi Qatar di wilayah itu, akan selesai dalam dua tahun, ia menjelaskan, mereka akan merubah wajah Gaza dan meningkatkan kehidupan rakyat Palestina.
Baca Juga: Hamas Lepas Delapan Sandera, 110 Tahanan Palestina Bebas dari Penjara Israel
Al-Emadi menegaskan, pihaknya tidak ikut campur dalam selisih internal antar Hamas dan Fatah dalam membatasi upaya pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
Mengomentari pada masalah listrik, Al-Emadi menambahkan, Qatar percaya masalah tersebut bisa diselesaikan dengan mengoperasikan pembangkit listrik menggunakan gas alam yang bisa diambil di pesisir pantai Gaza. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 43 Jenazah Ditemukan di Gaza dalam 24 Jam Terakhir