Beirut, MINA – Qatar akan memberi angkatan bersenjata Libanon sebanyak 70 ton makanan sebulan, kantor berita negara Qatar QNA melaporkan, saat Lebanon mencari bantuan keuangan untuk mengatasi krisis ekonomi dan kebuntuan politik yang menghancurkan.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengumumkan sumbangan tersebut di Beirut pada Selasa (6/7) dan mendesak pihak-pihak Libanon untuk membentuk pemerintahan baru agar “mencapai stabilitas”, demikian Middle East Eye melaporkan, Kamis (7/7).
Panglima militer Libanon Joseph Aoun membuat permintaan mendesak kepada kekuatan dunia pada pertemuan di Prancis bulan lalu untuk mendukung tentara yang upahnya telah menurun drastis nilainya dengan jatuhnya mata uang Libanon.
Menurut laporan, krisis upah yang dihadapi tentara Libanon sangat terasa di mana-mana di negara ini. Orang-orang Libanon juga telah berjuang dengan kekurangan barang dan komoditas penting, termasuk gas dan obat-obatan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Bank Dunia menyebut situasi keuangan di Libanon sebagai krisis ekonomi terburuk di dunia sejak tahun 1850-an.
Kebuntuan politik Lebanon semakin memperumit situasi keuangan di negara itu, dengan masyarakat internasional menuntut pembentukan pemerintahan baru dan reformasi besar sebelum membuka bantuan.
Namun, terlepas dari tekanan internasional, politisi yang ‘rewel’ tidak dapat menyepakati susunan kabinet selama hampir 11 bulan.
Sebelumnya, Perdana Menteri sementara Hassan Diab memperingatkan bahwa negara itu “hanya beberapa hari lagi terjadi ledakan sosial”, ia mendesak donor asing pada sebuah konferensi di Beirut untuk “menyelamatkan” Libanon.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Kabinet Lebanon mengundurkan diri setelah ledakan besar-besaran di pelabuhan Beirut pada Agustus tahun lalu yang menewaskan sedikitnya 200 orang, dan telah bertindak dalam kapasitas sementara sejak itu.
Sementara itu, krisis ekonomi di negara yang dililit utang semakin parah, dengan rakyat Libanon semakin marah karena belum ada pejabat senior yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Donor asing juga menjanjikan jutaan dolar dalam bantuan kepada orang-orang Libanon di dua konferensi internasional, tetapi berhenti menawarkan bantuan apa pun kepada negara Lebanon. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon