Doha, MINA – Yayasan Amal Qatar, Qatar Charity, menyediakan lebih dari 50 ribu lowongan kerja untuk lulusan perguruan tinggi di Palestina dengan pekerjaan yang bisa dilakukan secara jarak jauh.
Mengutip laporan Middle East Monitor, Kamis (8/7), aksi tersebut adalah salah satu inisiatif kemanusiaan untuk meringankan beban pengangguran dan memperbaiki situasi ekonomi keluarga Palestina.
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, sekitar 40 ribu warga Palestina lulus dari lembaga pendidikan tinggi setiap tahunnya tapi sebagian besar berakhir jadi pengangguran karena terbatasnya kesempatan kerja.
Awal tahun ini, Bank Dunia mengonfirmasi lebih dari 66 ribu karyawan Palestina kehilangan pekerjaan di tengah pandemi virus corona.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Hal ini memicu peningkatan pengangguran yang mencapai 27,8 persen. Sementara itu, jumlah total karyawan di pasar tenaga kerja turun dari 951 ribu di tahun 2019 menjadi 884 ribu pada 2020.
Di Gaza sendiri, pengangguran kini mencapai 50 persen dan 60 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Serangan Israel di Gaza bulan lalu menghancurkan banyak infrastruktur di daerah kantong tersebut termasuk fasilitas kesehatan dan pendidikan, jalan, bangunan tempat tinggal, serta pembangkit listrik dan pasokan air.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan agresi Israel baru-baru ini membuat lebih dari 75 ribu warga Palestina mengungsi dari rumah mereka.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Sebanyak 28.700 orang di antaranya berlindung di sekolah-sekolah badan tersebut, baik karena rumah mereka dibongkar, atau untuk menghindarkan diri dari pengeboman. (T/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan