Doha, MINA – Dua produsen energi terbesar di dunia, Qatar dan Rusia, pada hari Rabu (30/8) mengadakan perjanjian kerjasama untuk meningkatkan perdagangan pada saat menghadapi blokade dari negara-negara tetangga.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membuat komitmen tersebut setelah bertemu di Doha dengan mitranya Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Peninsula mengabarkan yang dikutip MINA.
“Kami berkomitmen untuk memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi,” ujar Lavrov kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa Moskow “sangat mementingkan” untuk kerja sama ekonomi, termasuk bidang energi antara kedua negara.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Rusia dan Qatar adalah dua dari empat negara penghasil gas terbesar di dunia.
Keduanya juga merupakan produsen minyak utama, dan tahun lalu Qatar menghabiskan miliaran dolar AS untuk mengambil saham di perusahaan minyak yang dikendalikan negara Rusia, Rosneft.
Qatar telah beralih untuk memperluas hubungan ekonominya setelah blokade sejak 5 Juni, yang memulai krisis politik terburuk di Teluk dalam beberapa tahun terakhir.
Menghadapi blokade, Sheikh Mohammed mengatakan bahwa hanya ada sedikit perubahan di negaranya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Sekarang kami sudah mencapai 90 hari blokade, tapi kami masih dalam posisi yang sama,” katanya.
Sebelumnya, Lavrov telah mengunjungi Kuwait dan UEA sebagai bagian dari tur Timur Tengah, dan meminta semua pihak untuk menemukan solusinya.
Dia menekankan, negara-negara yang bersengketa harus bekerja sama dengan mediator regional Kuwait untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Kami yakin bahwa ada kebutuhan untuk mencari solusi dengan mencari pendekatan yang saling menguntungkan melalui dialog,” imbuhnya.
Ini demi kepentingan bersama agar negara-negara di kawasan Teluk menjadi satu dan kuat, lanjutnya, mengacu pada Dewan Kerjasama Teluk yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan UEA. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel