Doha, MINA – Pemerintah Qatar mendesak semua pihak untuk menahan diri di tengah meningkatnya ketegangan di Selat Hormuz baru-baru ini.
“Qatar menekankan perlunya untuk segera menangani insiden-insiden dan menyatakan keprihatinannya. Negara itu juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan berupaya mencapai jalan keluar yang damai,” kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan tertulis, Senin (22/7).
Pada pekan lalu, Iran mengatakan telah menyita tanker Inggris Stena Impero di Selat Hormuz.
Langkah itu dilakukan menyusul penyitaan kapal tanker minyak berbendera Iran di lepas pantai Gibraltar, wilayah luar negeri Inggris yang berbatasan dengan Spanyol selatan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Pihak berwenang mengatakan kapal berbendera Inggris berbobot 30.000 ton itu dibawa ke Iran untuk diproses sesuai hukum.
Menurut Inggris, tanker Iran itu dicurigai menyelundupkan minyak ke Suriah, melanggar sanksi UE terhadap rezim Bashar al-Assad.
Iran menuntut pembebasan awak dan kapalnya dan menuduh Angkatan Laut Kerajaan Inggris melakukan pembajakan.
Teheran juga mengancam London dengan tindakan balas dendam, memicu peningkatan ketegangan antara kedua negara di wilayah tersebut.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Selat Hormuz adalah selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab. Selat ini terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia. Pada titik tersempit, lebar Selat Hormuz hanya mencapai 54 km. Selat ini merupakan satu-satunya jalur untuk mengirim minyak keluar Teluk Persia. Menurut U.S. Energy Information Administration, setiap hari 15 kapal tanker yang membawa 16.5 hingga 17 juta barel minyak bumi melewati selat ini.(T/R03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)