Doha, MINA – Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Bin Jassim Al Thani menyambut baik tanggapan positif Hamas, atas kesepakatan kemungkinan gencatan senjata baru di Jalur Gaza dan pertukaran sandera. Demikian dikutip dari Memo, Rabu, (7/2).
“Kami menerima tanggapan Hamas terhadap perjanjian kerangka kerja tersebut,” kata Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Bin Jassim Al Thani pada konferensi pers bersama di Doha dengan Menteri Luar Negeri AS yang sedang berkunjung, Antony Blinken, yang sedang melakukan tur di wilayah tersebut untuk mendorong gencatan senjata. “Respon Hamas mengandung catatan, namun secara umum positif,” tambahnya.
Perdana Menteri Qatar mengutip kemajuan dalam negosiasi, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut. “Kami berupaya mencapai kesepakatan sesegera mungkin melalui kerja sama dengan mitra kami di Kairo dan Washington,” katanya. “Perang di Gaza harus diakhiri, dan kami tidak ingin terjadi eskalasi di wilayah tersebut atau ancaman terhadap navigasi internasional.”
Perang dimulai setelah Aksi perlawanan berupa serangan lintas batas oleh pejuang Gaza Palestina pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang tentara dan pemukim ilegal Israel.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Sekitar setengah dari sandera dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu di bulan November dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Serangan pendudukan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 27.000 warga Palestina, dan sekitar 85 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, menurut PBB.
Pekan lalu, kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengonfirmasi menerima proposal, yang diajukan pada pertemuan di Paris pada akhir Januari, untuk mengakhiri pertempuran di daerah kantong Palestina yang diblokir tersebut. (T/B03/RS3)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj News Agency (MINA)