Jakarta, 14 Syawwal 1438/9 Juli 2017 (MINA) – Seorang pengamat Timur Tengah menilai Qatar selama ini telah menjadi penyeimbang dominasi Arab Saudi di Timur Tengah, sehingga hal itu menjadi salah satu alasan negara kaya energi tersebut kini berusaha ditekan oleh Kerajaan Saudi.
“Peran Qatar selama ini semakin signifikan setelah negara itu memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang sejak lama ditindas kerajaan Arab Saudi dan beberapa negara Teluk yang mengekor kepadanya,” kata Ibrahim Rantau yang juga peneliti di Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (9/7).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Menurutnya, peran Qatar semakin dianggap “membahayakan” Saudi setelah Syeikh Hamad Bin Khalifa Al Tani menggulingkan ayahnya dan menjadi Emir baru di Qatar pada 1995.
Ayah Syeikh Hamad, Syeikh Khalifa, dulu dikenal sebagai pemimpin Qatar yang menjadi “kaki tangan” Saudi seperti beberapa negara lain di Teluk. Namun sejak kudeta tak berdarah pada 1995, banyak kebijakan Qatar yang berseberangan dengan Saudi.
Ibrahim menyebut, memblokade Qatar dengan alasan mendukung dan mendanai terorisme tidaklah sepenuhnya masuk akal. Arab Saudi secara politik terancam karena Qatar mendukung pihak-pihak yang selama ini ditindas Saudi, dan bisa jadi mereka suatu saat menjadi pendukung setia Qatar dan mengancam eksistensi Kerajaan monarki itu.
“Ini yang aneh juga, Qatar banyak mendukung organisasi-organisasi yang tidak seideologi dengannya, bahkan dekat dengan Houthi di Yaman,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Namun, untuk menggantikan dominasi Arab Saudi di Timteng nampaknya akan menjadi jalan sulit dan berdarah bagi Qatar, karena selama ini Saudi didukung negara adidaya seperti Amerika Serikat, utamanya setelah negara itu memiliki pemimpin kontroversial yang sejak terpilih menyatakan dukungan kuatnya kepada Saudi.
Sementara secara ekonomi, Uni Emirat Arab, sebagai salah satu dari negara yang memutuskan diplomatik dengan Qatar, merasa takut tersaingi secara ekonomi oleh negara yang kini mulai tumbuh secara pesat sebagai negara maju di Timur Tengah.
Namun, perseteruan negara Teluk dengan Qatar tidak akan berlangsung lama, kata Ibrahim melanjutkan, proses ini akan berakhir seiring negara ini kembali saling membutuhkan dan negara lain yang terkena imbas dari blokade akan bertindak.
Ibrahim berpendapat saat ini negara tetangga seperti Turki yang memiliki peran besar untuk membantu menyelesaikan konflik diantara mereka. Sementara Kuwait yang dianggap belum kuat bisa menopang dukungan mediasi Turki.(L/RE1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon