RABI RADIKAL SERUKAN UMAT YAHUDI BERIBADAH DI Al-AQSHA

Para ekstrimis Yahudi terus melakukan kampanye penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha.(Foto:Al-AqsaFoundation)
Para ekstrimis terus melakukan kampanye penyerbuan ke Masjid .(Foto:Al-AqsaFoundation)

, 22 Jumadil Awwal 1436/13 Maret 2015 (MINA) – Seorang pendeta Yahudi radikal telah mengeluarkan putusan yang mendesak orang-orang Yahudi untuk mengadakan ibadah di dalam Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds, .

Rabbi Dov Lior, salah satu yang paling berpengaruh dari para garis keras. Ia menjabat sebagai kepala rabbi dari permukiman ilegal Kiryat Arba di dekat Hebron, rumah bagi pembunuh massal Baruch Golstein, yang membantai 29 Muslim saat mereka sedang melaksanakan sholat Subuh di Masjid Ibrahimi Hebron pada tahun 1994 lalu.

Mengikuti keputusan Lior itu, pendeta Yahudi lainnya, Rabi Jacob Heydimann, melakukan ibadah Purim di dalam kompleks masjid dengan perlindungan polisi khusus , demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

Polisi Khusus pendudukan Israel pun mengusir para penjaga masjid. Purim merupakan hari raya Yahudi untuk memperingati pembebasan kaum Yahudi dari kekaisaran Persia yang hendak membunuh mereka.

Deklarasi terbaru mendorong kelompok-kelompok ekstremis Yahudi yang telah meningkatkan seruan mereka untuk memasuki Al-Aqsha dengan kekuatan dan mengadakan ibadah lainnya di dalam situs tersuci ketiga bagi umat Islam dunia.

Pengacara Aviad Visoli, yang mewakili Rabi radikal Yahudi kelahiran Amerika Seriikat (AS), Yehuda Glick, saat ia dilarang oleh polisi memasuki Masjid Al-Aqsha, mengklaim bahwa setiap orang Yahudi memiliki hak untuk beribadah di “Temple Mount” [kompleks Masjid Al-Aqsha].

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan tempat tersuci ketiga di dunia. Yahudi untuk bagian wilayah tersebut, mengklaim sebagai Temple Mount, tempat kedua sinagog Yahudi di zaman kuno

Israel menduduki Al-Quds Timur selama Perang Timur Tengah 1967 . Israel kemudian menganeksasi Kota Al-Quds pada 1980.

Pada September 2000, kunjungan ke lokasi oleh politisi Israel yang kontroversial Ariel Sharon memicu apa yang kemudian dikenal sebagai “Intifadhah Al-Aqsha,” rakyat Palestina melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel di mana ribuan warga Palestina banyak yang tewas.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0