Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rabi Senior Ultra-Ortodoks Desak Pengikutnya Tinggalkan Semua Lembaga Zionis

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 29 detik yang lalu

29 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks. (Foto: Anadolu)

Tel Aviv, MINA – Rabi Dov Landau, seorang tokoh senior dalam komunitas ultra-Ortodoks Lithuania di Israel, memerintahkan perwakilan partai politik Degel HaTorah untuk menarik diri dari semua lembaga Zionis karena perbedaan ideologis yang mendalam dengan fondasi sekuler Zionisme.

The Jerusalem Post melaporkan, dalam sebuah surat yang diterbitkan hari Selasa (18/2) di harian ultra-Ortodoks Yated Ne’eman, Landau menulis, Zionisme adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk membangun orang-orang Yahudi di atas fondasi sekuler yang jelas, yang berakar pada ajaran sesat dan pemberontakan terhadap kedaulatan Ilahi. Demikian dikutip dari Almayadeen.

“Tidak ada izin untuk berpartisipasi dengan mereka, melayani dalam peran apa pun dalam lembaga mereka, atau memberikan suara saat pemilihan dalam bentuk apa pun,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa berpartisipasi dalam lembaga-lembaga ini mendukung keyakinan yang “bertentangan dengan nilai-nilai tradisional Yahudi, dengan peringatan bahwa hal itu mengakibatkan penodaan nama Tuhan.”

Baca Juga: Kanselir Jerman Tolak Pengerahan Pasukan ke Ukraina

The Jerusalem Post menjelaskan, pernyataan Landau muncul di tengah diskusi yang lebih luas tentang peran komunitas ultra-Ortodoks dan religius dalam lembaga-lembaga Zionis.

Laporan tersebut mencatat bahwa Organisasi Zionis Dunia (WZO), yang didirikan pada tahun 1897 oleh Theodor Herzl, mengawasi lembaga-lembaga utama seperti Badan Yahudi untuk Israel, Dana Nasional Yahudi (JNF), dan Keren Hayesod.

Laporan tersebut mencatat pengaruh yang semakin besar dari faksi-faksi keagamaan sayap kanan dalam lembaga-lembaga ini dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan tersebut menyoroti bahwa dalam pemilihan umum Kongres Zionis Dunia (WZC) ke-38 tahun 2020, kelompok-kelompok Ortodoks memperoleh keuntungan yang signifikan, dengan faksi Eretz HaKodesh, koalisi tokoh-tokoh Zionis religius konservatif dan ultra-Ortodoks, memperoleh lebih dari 20.000 suara.

Baca Juga: Parlemen Brussels Sepakati Resolusi Sanksi terhadap Israel

Namun, platform mereka secara khusus menahan diri untuk tidak menggunakan istilah “Zionis” atau “Negara Israel,” dengan meyakinkan para calon pemilih bahwa berpartisipasi dalam pemilihan WZO tidak menandakan “dukungan ideologis untuk Zionisme.”

The Jerusalem Post melaporkan bahwa penentangan Landau terhadap lembaga-lembaga Zionis berasal dari teologi ultra-Ortodoks yang sudah lama ada, yang menolak Zionisme sebagai “gerakan sekuler-nasionalis.”

Dalam suratnya, ia menyatakan Zionisme didasarkan pada “bid’ah dan pemberontakan terhadap kedaulatan ilahi”, dan berpartisipasi dalam lembaga-lembaganya mendukung ideologi ini.

Ia mengklarifikasi meskipun partisipasi dalam pemilihan Israel diizinkan untuk melindungi karakter religius negara tersebut, keterlibatan dalam Organisasi Zionis tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas

Menurut laporan tersebut, keputusan Degel HaTorah untuk menarik diri dari lembaga-lembaga Zionis dapat berdampak praktis terhadap perannya dalam faksi United Torah Judaism (UTJ) di Knesset.

Laporan tersebut juga mencatat partisipasi Degel HaTorah di masa mendatang dalam forum-forum Yahudi internasional, seperti Kongres Zionis Dunia (WZC), tidak pasti menyusul arahan ini.

WZC, yang bersidang setiap lima tahun, memainkan peran penting dalam mengarahkan pendanaan miliaran dolar untuk inisiatif-inisiatif Zionis secara global. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza

Rekomendasi untuk Anda