Oleh Muhammad Arroyan, M.Pd., Mudir Shuffah Tahfidz Al-Quran Al-Fatah Pekalongan & Sekretaris Aqsa Working Group (AWG) Pekalongan
Bulan Rabiul Awwal menjadi bulan penuh makna dalam sejarah Islam, karena di bulan inilah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dilahirkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Kelahiran beliau bukan hanya peristiwa sejarah biasa, tetapi juga momentum kebangkitan umat dari kegelapan menuju cahaya Islam. Allah berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَـٰلَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).
Baca Juga: Hentikan Perang Sekarang Juga
Ayat ini menegaskan bahwa perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melampaui batas ruang dan waktu. Spirit rahmat yang dibawa beliau tetap relevan untuk menyalakan semangat umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk perjuangan membebaskan Masjidil Aqsa dari penjajahan zionis Israel saat ini.
Sejarah Islam mencatat bahwa sejak awal, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengajarkan pentingnya keberanian, solidaritas, dan pembelaan terhadap yang tertindas. Beliau mengingatkan kaum Muslimin bahwa Masjidil Aqsa adalah bagian tak terpisahkan dari iman.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Baca Juga: Kursi Tak Akan Dibawa Mati, Nasihat untuk Pemimpin Rakus Dunia
“Janganlah bersusah payah melakukan perjalanan (ibadah) kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa Masjidil Aqsa memiliki kedudukan agung dalam Islam. Pembelaannya adalah bagian dari tanggung jawab iman umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka, mengingat kembali kelahiran Nabi di bulan Rabiul Awal seharusnya mendorong kita untuk meneladani perjuangan beliau dalam menjaga kesucian tempat suci umat Islam tersebut.
Spirit perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga tampak jelas dalam peristiwa hijrah. Keberanian beliau meninggalkan Makkah menuju Madinah bukanlah pelarian, melainkan strategi membangun peradaban Islam yang lebih kuat.
Dari Madinah, Islam berkembang pesat hingga mampu membebaskan Al-Quds di era khalifah Umar bin Khattab. Fakta sejarah ini memberi pelajaran bahwa pembebasan Masjidil Aqsa hanya bisa dicapai dengan persatuan, strategi, dan pengorbanan.
Baca Juga: Ketika Sains Membenarkan Al-Qur’an: 7 Fakta Dunia Akan Berakhir
Allah pun menegaskan pentingnya persaudaraan dan solidaritas dalam perjuangan:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌۭ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat [49]: 10).
Ayat ini menjadi pijakan penting bahwa umat Islam harus merasakan penderitaan saudara-saudaranya di Palestina sebagai penderitaan sendiri. Solidaritas bukan sekadar wacana, tetapi harus diwujudkan dalam langkah nyata.
Baca Juga: Zuhud, Seni Mengatur Dunia untuk Meraih Surga
Di era modern, langkah nyata dalam membela Palestina bisa dilakukan melalui tiga cara penting.
Pertama, dengan semangat menuntut ilmu. Umat Islam tidak boleh tertinggal dalam pendidikan dan teknologi, sebab kejayaan Islam di masa lalu lahir dari tradisi keilmuan yang kokoh.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Baca Juga: Syirik Tersembunyi: Musuh Iman yang Tak Terlihat tapi Mematikan
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).
Dengan penguasaan ilmu pengetahuan, umat dapat berkontribusi nyata dalam diplomasi, teknologi, dan strategi global untuk membela Masjidil Aqsa.
Kedua, umat Islam dapat mendukung perjuangan Palestina melalui gerakan boikot produk-produk yang mendukung pendanaan penjajahan Israel. Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) telah menjadi gerakan global yang terbukti melemahkan ekonomi zionis. Dengan langkah sederhana ini, umat Islam meneladani strategi Rasulullah ﷺ yang juga menggunakan embargo ekonomi untuk melemahkan musuh-musuh Islam.
Ketiga, dukungan nyata juga bisa diwujudkan melalui donasi kemanusiaan. Saat ini, dunia mengenal inisiatif Global Sumud Flotilla, sebuah gerakan kapal kemanusiaan internasional yang membawa bantuan bagi warga Gaza. Aksi ini adalah wujud nyata solidaritas umat Islam di era globalisasi. Rasulullah ﷺ bersabda:
Baca Juga: Karakteristik Hizbullah
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, kasih sayang, dan kepedulian mereka bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim).
Hadits ini mengingatkan bahwa membantu Palestina adalah bagian dari menjaga kesehatan umat secara keseluruhan. Jika Palestina menderita, seluruh umat Islam sejatinya sedang terluka.
Bulan Rabiul Awal adalah momentum untuk menghidupkan kembali semangat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam memperjuangkan kebenaran. Perjuangan beliau tidak pernah berhenti pada satu masa, tetapi terus berlanjut hingga hari ini. Tugas generasi muda Muslim adalah melanjutkan estafet perjuangan itu: membela Masjidil Aqsa, mendukung kemerdekaan Palestina, dan menegakkan keadilan di muka bumi.
Baca Juga: Lisanku Terjaga, Hatiku Bahagia: 10 Hikmah Dzikir yang Menyelamatkan
Pada akhirnya, Rabiul Awal tidak hanya menjadi bulan peringatan maulid Nabi ﷺ, melainkan momentum untuk memperbarui semangat umat Islam dalam melanjutkan perjuangan beliau. Masjidil Aqsa menanti generasi muda yang siap berjuang dengan pena, harta, doa, dan aksi nyata.
Semoga Allah segera memberikan kemenangan bagi umat Islam dan mengembalikan kemerdekaan bagi Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketika Lobi Yahudi Mulai Rapuh