Rabi’ul Awwal Bulan Kelahiran Nabi SAW (Oleh : Ali Farkhan Tsani)

Oleh: , Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Saat ini kita telah memasuki bulan Rabi’ul Awwal, atau bulan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Rabi’ul Awwal dalam Kalender Hijriyah, merupakan bulan ketiga setelah bulan Muharram dan bulan Shafar.

Para ulama menjelaskan, bulan Rabi’ul Awwal bermakna bulan musim semi tahap pertama. Ini berkaitan dengan penamaan bulan tersebut pada jaman Arab kuno bertepatan dengan datangnya musim semi awal. Maka, orang-orang Arab sejak sebelum kelahiran Nabi, menyebutnya sebagai Rabi’ul Awwal.

Rabi’ul Awwal ada yang menyebut juga dengan Rabi’ul Anwar, artinya bulan datangnya musim semi cahaya Nabi. Ini karena pada bulan tersebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dilahirkan, yang membawa cahaya kenabian.

Maka, ketika cahaya kenabian itu bersinar, sebagai anugerah Allah, umat Islam pun memasukinya dengan cahaya dan kegembiraan, di mana setiap Muslim bergembira.

Di antara wujud kegembiraan itu yang terus diwariskan turun-temurun, ditunjukkan oleh orang-orang Hijaz dan Suriah dengan merayakan kelahiran Nabi setiap bulan.

Adapun khusus pada bulan Rabi’ul Awwal, mereka merayakannya setiap hari dan menyebutnya “Musim Semi Cahaya” (Rabi’ul Anwar). Masing-masing keluarga merayakannya di rumahnya.

Kelahiran Nabi

Catatan ahli tarikh Islam menyebutkan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lahir di Makkah al-Mukarramah, Arab Saudi pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan 22 April 571 M. Kelahirannya pada awal hari saat fajar menyingsing.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, salah seorang murid ternama dari Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, menyebutkan beberapa kejadian yang mengiringi kelahiran Nabi pada saat itu. Walau belum terbukti secara benar, tetapi sudah terkenal. Beberapa di antaranya adalah : jatuhnya 14 balkon di Istana Kisra, padamnya api yang disembah oleh orang Majusi dan runtuhnya patung-patung di sekitar Danau Sawa.

Tahun Nabi lahir disebut juga dengan Tahun Gajah (‘Aam al-Fiil). Dinamai dengan ini karena saat itu bertepatan dengan penyerangan penguasa Kristen, Abrahah al-Asyram dari Yaman beserta pasukan bergajah ke Makkah hendak merobohkan Ka’bah.

Abrahah adalah seorang Gubernur dari Kekaisaran Abesyiana (Ethiophia) yang dapat menaklukkan Kerajaan Saba (Yaman).

Saat itu ia hendak membesarkan agama Kristen di Yaman, dan dia membangun beberapa gereja di antaranya Gereja Al-Qalayes di Sana’a. Gereja dengan keajaiban konstruksi, kemegahan dan perhiasannya.

Dia pun menyiapkan kampanye untuk menghancurkan Ka’bah, yang ia anggap sebagai saingan karena ramainya orang berkiblat ke sana. Abrahah memimpin penyerangan pasukan gajah, tetapi gagal memasuki Mekkah dan tidak berhasil mencapai tujuannya.

Dikisahkan mukjizat pada waktu pasukan Abrahah hendak menyerang Ka’bah, di dekat tempat kelahiran Nabi, para tentaranya mati seketika seperti daun-daun yang dimakan ulat, setelah dijatuhi batu-batu panas yang berasal dari neraka oleh burung-burung Ababil. Peristiwa dahsyat ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai Tahun Gajah.

Kampanye Gajah meninggalkan dampak yang besar di lingkungan Arab, sampai prinsip penanggalan dikembalikan kepada orang Arab, mengangkat status Ka’bah dan memperkuat posisi Suku Quraisy.

Kekalahan Abrahah dan pasukannya diabadikan di dalam Al-Quran Surat Al-Fiil (artinya: Gajah).

Di dalam Surat Al-Fiil itu disebutkan, yang artinya : “Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar. Sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al-Fiil/105: 1-5).

Adapun tempat Abrahah di Sana’a, ibukota Yaman, yang dahulu hendak dijadikan sebagai kiblat kunjungan, kini dijadikan warga setempat sebagai tempat pembuangan sampah.

Penulis saat menempuh Studi Al-Quds di Shana’a, ibukota Yaman, pernah berkunjung ke daerah tersebut, dan melihat warga setempat memang membuang sampah ke tempat itu.

Hijrah dan Wafat

Ada peristiwa besar lainnya yang menurut para ahli tarikh juga terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal, yaitu peristiwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Quba saat Hijrah. Itu terjadi pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal. Tepat pada hari dan tanggal kelahiran Nabi.

Catatan sejarah juga menyebutkan, Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam wafat pada hari ini Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H.

Tiga peristiwa besar itu terjadi pada hari Senin. Pada hari Senin pula Nabi mulai diutus, dan pada Senin pula Nabi mulai menerima wahyu Allah.

Pentingnya hari Senin, menjadikan Nabi membiasakan puasa sunah pada hari tersebut.

Begitulah, hal-hal yang berkaitan dengan kelahiran Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, dan peristiwa lain pada bulan tersebut.

Selayaknya kita terus mempelajari sirah perjalanan hidup Nabi, kita hayati dan kita ambil hikmah-hikmahnya untuk bekal kehidupan sehari-hari. Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.