Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rabiul Awwal, Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 22 September 2023 - 17:28 WIB

Jumat, 22 September 2023 - 17:28 WIB

90 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Kita saat ini memasuki bulan Rabiul Awwal, atau bulan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Menurut Kalender Nasional, peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau tanggal merah jatuh bertepatan dengan hari Kamis tanggal 28 Oktober 2023.

Rabiul Awwal merupakan bulan ketiga dalam Kalender Hijriyah setelah Muharram dan Shafar.

Baca Juga: Di Manakah Jenazah Yahya Al-Sinwar?

Syaikh Dr Ali Gomaa, Mufti Besar Mesir, menjelaskan bulan Rabiul Awwal maknanya bulan musim semi tahap pertama.

Ini berkaitan dengan penamaan bulan tersebut pada jaman Arab kuno bertepatan dengan datangnya musim semi awal. Maka, orang-orang Arab sejak sebelum kelahiran Nabi, menyebutnya sebagai Rabiul Awwal.

Syaikh Gomaa juga mengatakan, bulan Rabiul Awwal ada yang menyebut juga dengan Rabi’ul Anwar, artinya bulan datangnya musim semi cahaya Nabi. Ini karena pada bulan tersebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dilahirkan di Kota Makkah.

Maka, ketika cahaya kenabian itu bersinar, sebagai anugerah Allah, bulan yang murah hati, ketika umat Islam memasukinya, mereka memasuki dengan cahaya dan kegembiraan, di mana setiap Muslim bergembira.

Baca Juga: Pembunuhan Sinwar “Secara Tidak Sengaja”

Di antara wujud kegembiraan itu yang terus diwariskan turun-temurun, ditunjukkan oleh orang-orang Hijaz dan Suriah dengan merayakan Maulid Nabi. Bahkan dirayakannya setiap bulan.

Adapun khusus pada bulan Rabiul Awwal, mereka merayakannya setiap hari dan menyebutnya “Musim Semi Cahaya” (Rabiul Anwar). Masing-masing keluarga merayakannya di rumahnya.

Saat Kelahiran Nabi

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah, 13 tahun sebelum Hijrah, atau bertepatan dengan 22 April 571 M. Kelahirannya pada awal hari saat fajar menyingsing.

Baca Juga: Bullying dan Peran Komite Sekolah

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, salah seorang murid ternama dari Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, menyebutkan beberapa kejadian yang mengiringi kelahiran Nabi pada saat itu. Walau belum terbukti secara benar, tetapi sudah terkenal. Beberapa di antaranya adalah : jatuhnya 14 balkon di Istana Kisra, padamnya api yang disembah oleh orang Majus dan runtuhnya patung-patung di sekitar Danau Sawa.

Tahun Nabi lahir disebut dengan Tahun Gajah (‘Aam al-Fiil). Dinamai dengan ini karena saat itu bertepatan dengan penyerangan penguasa Kristen, Abrahah al-Asyram dari Yaman beserta pasukan bergajah hendak menyerang dan akan merobohkan Ka’bah.

Abrahah adalah seorang Gubernur dari Kekaisaran Abesyiana (Ethiophia) yang dapat menaklukkan Kerajaan Saba (Yaman).

Saat itu ia hendak membesarkan agama Kristen di Yaman, dan dia membangun beberapa gereja di antaranya “Al-Qalayes” di Sana’a. Gereja dengan keajaiban konstruksi, kemegahan dan perhiasannya.

Baca Juga: Yahya Sinwar “Tidak Mati”

Dia pun menyiapkan kampanye untuk menghancurkan Ka’bah, yang ia anggap sebagai saingan karena ramainya orang berkiblat ke sana. Abrahah memimpin penyerangan pasukan gajah, tetapi gagal memasuki Mekkah dan tidak berhasil mencapai tujuannya.

Dikisahkan mukjizat pada waktu pasukan Abrahah hendak menyerang Ka’bah, di dekat tempat kelahiran Nabi, para tentaranya mati seketika seperti daun-daun yang dimakan ulat, setelah dijatuhi batu-batu panas yang berasal dari neraka oleh burung-burung Ababil. Peristiwa dahsyat ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai Tahun Gajah.

Kampanye Gajah meninggalkan dampak yang besar di lingkungan Arab, sampai prinsip penanggalan dikembalikan kepada orang Arab, mengangkat status Ka’bah dan memperkuat posisi Suku Quraisy.

Kekalahan Abrahah dan pasukannya diabadikan di dalam Al-Quran Surat Al-Fiil (artinya: Gajah).

Baca Juga: Selamat Datang Implementasi Wajib Sertifikat Halal

Tempat Abrahah di Sana’a, ibukota Yaman, yang dahulu hendak dijadikan sebagai kiblat kunjungan, kini dijadikan warga setempat sebagai tempat pembuangan sampah.

Di dalam Surat Al-Fiil selengkapnya :

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ – ١

  • Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?

اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ – ٢

Baca Juga: Zionis Terus Nodai Masjidil Aqsa di Tengah Perang

  • Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ – ٣

  • dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ – ٤

  • yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ – ٥

  • Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Hijrah dan Wafat

Baca Juga: AS Katanya Penegak HAM, Tapi Mendukung Pelanggar HAM

Para ahli Sejarah menyebutkan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika hijrah dan memasuki wilayah Quba, juga bertepatan pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal. Tepat pada hari dan tanggal kelahirannya.

Kaum Anshar yang biasa pergi ke al-Harra setiap hari sampai panas terik untuk memantau kedatangan Nabinya.

Sampai-sampai seorang warga Yahudi dari penduduk Madinah melihat Nabi dan Abu Bakar, dia berteriak dengan keras kepada para sahabat Nabi.

“Wahai orang Arab! Ini adalah tuanmu yang kamu tunggu.” Para sahabat dan warga Madinah pun menjadi bersemangat menyambut kedatangannya.

Baca Juga: AS Katanya Penegak HAM, Tapi Mendukung Pelanggar HAM

Catatan sejarah juga menyebutkan, Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam wafat pada hari ini Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal memasuki tahun 11 H.

Tiga peristiwa besar itu terjadi pada hari Senin. Pada hari Senin pula Nabi mulai diutus, dan pada Senin pula Nabi mulai menerima wahyu Allah.

Pentingnya hari Senin, menjadikan Nabi membiasakan puasa sunah pada hari tersebut.

Begitulah, hal-hal yang berkaitan dengan Nabi kita tercinta Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam, yang banyak diperingati pada bulan Rabiul Awwal ini.

Baca Juga: Orang Beriman dalam Perspektif Al-Qur’an

Semoga kita dapat menghayati dan mengambil pelajaran dalam kehidupan sehari-hari dari kelahiran Maulid Nabi ini. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Merebut Kembali Masjid Al-Aqsa

Rekomendasi untuk Anda