Rabi’ul Awwal Bulan Maulid Nabi

Oleh: , Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)

Saat ini kita memasuki bulan Rabi’ul Awwal, atau bulan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Menurut Kalender Nasional, peringatan Hari Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau tanggal merah jatuh bertepatan dengan hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021.

Tanggal libur tersebut kemudian digeser ke tanggal 20 Oktober 2021, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, didasarkan pada beberapa alasan, salah satunya pemerintah hendak mengantisipasi klaster baru Covid-19.

Namun meskipun hari libur Maulid Nabi digeser, peringatannya tetap jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Arti Nama Rabi’ul Awwal
Rabi’ul Awwal merupakan bulan ketiga dalam Kalender Hijriyah setelah Muharram dan Shafar.

Syaikh Dr Ali Gomaa, Mufti Besar Mesir era Presiden Hosni Mubarak dan Mohamed Morsi, menjelaskan bulan Rabi’ul Awwal maknanya bulan musim semi tahap pertama.

Ini berkaitan dengan penamaan bulan tersebut pada jaman Arab kuno bertepatan dengan datangnya musim semi awal. Maka, orang-orang Arab sejak sebelum kelahiran Nabi, menyebutnya sebagai Rabi’ul Awwal. (sumber: elbalad)

Ia juga mengatakan, bulan Rabi’ul Awwal ada yang menyebut juga dengan Rabi’ul Anwar, artinya bulan datangnya musim semi cahaya Nabi. Ini karena pada bulan tersebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dilahirkan.

Maka, ketika cahaya kenabian itu bersinar, sebagai anugerah ilahi, bulan yang murah hati, ketika umat Islam memasukinya, mereka memasuki dengan cahaya dan kegembiraan, di mana setiap Muslim bergembira.

Di antara wujud kegembiraan itu yang terus diwariskan turun-temurun, ditunjukkan oleh orang-orang Hijaz dan Suriah dengan merayakan kelahiran Nabi setiap bulan.

Adapun khusus pada bulan Rabi’ul Awwal, mereka merayakannya setiap hari dan menyebutnya “Musim Semi Cahaya” (Rabi’ul Anwar). Masing-masing keluarga merayakannya di rumahnya.

Peristiwa Saat Kelahiran Nabi

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan 22 April 571 M. Kelahirannya pada awal hari saat fajar menyingsing.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, salah seorang murid ternama dari Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, menyebutkan beberapa kejadian yang mengiringi kelahiran Nabi pada saat itu. Walau belum terbukti secara benar, tetapi sudah terkenal. Beberapa di antaranya adalah : jatuhnya 14 balkon di Istana Kisra, padamnya api yang disembah oleh orang Majus dan runtuhnya patung-patung di sekitar Danau Sawa. (sumber: islamqa.info)

Tahun Nabi lahir disebut dengan (‘Aam al-Fiil). Dinamai dengan ini karena saat itu bertepatan dengan penyerangan penguasa Kristen, Abrahah al-Asyram dari Yaman beserta pasukan bergajah ke Ka’bah.

Abrahah adalah seorang Gubernur dari Kekaisaran Abesyiana (Ethiophia) yang dapat menaklukkan Kerajaan Saba (Yaman).

Saat itu ia hendak membesarkan agama Kristen di Yaman, dan dia membangun beberapa gereja di antaranya “Al-Qalayes” di Sana’a. Gereja dengan keajaiban konstruksi, kemegahan dan perhiasannya.

Dia pun menyiapkan kampanye untuk menghancurkan Ka’bah, yang ia anggap sebagai saingan karena ramainya orang berkiblat ke sana. Abrahah memimpin penyerangan pasukan gajah, tetapi gagal memasuki Mekkah dan tidak berhasil mencapai tujuannya.

Dikisahkan mukjizat pada waktu pasukan Abrahah hendak menyerang Ka’bah, di dekat tempat kelahiran Nabi, para tentaranya mati seketika seperti daun-daun yang dimakan ulat, setelah dijatuhi batu-batu panas yang berasal dari neraka oleh burung-burung Ababil. Peristiwa dahsyat ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai Tahun Gajah.

Kampanye Gajah meninggalkan dampak yang besar di lingkungan Arab, sampai prinsip penanggalan dikembalikan kepada orang Arab, mengangkat status Ka’bah dan memperkuat posisi Suku Quraisy.

Kekalahan Abrahah dan pasukannya diabadikan di dalam Al-Quran Surat Al-Fiil (artinya: Gajah).

Tempat Abrahah di Sana’a, ibukota Yaman, yang dahulu hendak dijadikan sebagai kiblat kunjungan, kini dijadikan warga setempat sebagai tempat pembuangan sampah.

Hijrah dan Wafat

Para ahli tarikh menyebutkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Quba saat Hijrah, pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal. Tepat pada hari dan tanggal kelahirannya.

Kaum Anshar yang biasa pergi ke al-Harra setiap hari sampai panas terik untuk memantau kedatangan Nabinya.

Seorang Yahudi dari penduduk Madinah melihat Nabi dan Abu Bakar, dan dia berteriak dengan keras kepada para sahabat Nabi.

“Wahai orang Arab! Ini adalah tuanmu yang kamu tunggu.” Para sahabat dan warga Madinah pun menjadi bersemangat menyambut kedatangannya.

Catatan sejarah juga menyebutkan, Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam wafat pada hari ini Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H.

Tiga peristiwa besar itu terjadi pada hari Senin. Pada hari Senin pula Nabi mulai diutus, dan pada Senin pula Nabi mulai menerima wahyu Allah.

Pentingnya hari Senin, menjadikan Nabi membiasakan puasa sunah pada hari tersebut.

Begitulah, hal-hal yang berkaitan dengan Nabi kita tercinta Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam, selayaknya terus kita pelajari, kita hayati dan kita ambil pelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.