RADIO AQSA GAZA SALAH SATU MEDIA PALING DITAKUTI ISRAEL

Radio Aqsa Gaza, salah satu media paling ditakuti Israel. foto : Palestinelive.
Radio Aqsa , salah satu media paling ditakuti . foto : Palestinelive.

Radio merupakan salah satu media yang berperan untuk menyampaikan pesan  seperti berita, informasi dan hiburan kepada masyarakat dengan jangkauan luas. Radio juga memainkan peran penting dalam membuat perubahan di masyarak, bahkan suatu bangsa.

Contohnya saja pada saat diproklamirkan kemerdekaan Indonesia misalnya, peran radio menjadi salah satu kunci diakuinya kemerdekaan Indonesia oleh negara-negara di dunia.

Tidak terkecuali di Jalur Gaza, radio menjadi salah satu penyampai informasi paling penting, terlebih disaat terjadinya peperangan, radio menjadi satu-satunya sumber informasi utama bagi warga Gaza.

Radio Aqsa yang berpusat di kota Gaza mislanya, merupakan sebuah radio perjuangan yang menjadi salah satu media paling ditakuti Israel. Betapa tidak, disaat terputusnya semua komunikasi, radio menjadi penyampai berbagai kejadian yang terjadi seperti saat peperangan.

Disamping itu, radio ini juga memberikan semangat kepada para pejuang, serta rakyat Gaza untuk terus melakukan perlawanan terhadap Israel. Mudahnya mengakses radio meskipun hanya menggunakan handphone kecil, menjadi alasan tersendiri media ini menjadi media utama saat peperangan terjadi.

Terlebih jika aliran listrik terputus, maka radio menjadi satu satunya media untuk mendapatkan informasi secara faktual saat terjadi peperangan.

Radio Aqsa milik rakyat Gaza yang didirikan tahun 2003 ini merupakan salah satu radio terbesar di Jalur Gaza. Radio yang berpusat di kota Gaza ini memiliki jangkauan luas diseluruh jalur Gaza bahkan hingga Tepi Barat yang berjarak ratusan kilometer dari Gaza.

Isa Al Batsh, salah satu pendiri Radio Aqsa mengatakan, radio ini merupakan media paling ditakuti Israel. Sejak didirikan 12 tahun lalu, setidaknya enam kali studio radio ini dibombardir total oleh Israel hingga hancur total.

Tercatat di tahun awal berdirinya, Israel telah menghancurkan markas pusat radio ini di Gaza, dengan kehancuran total, kemudian para pendiri radio memindahkan markas di daerah utara jalur Gaza, namun Israel kembali memborbardir markas radio tersebut dengan tank.

Tidak menyerah, tim radio ini kembali membangun radio di kota Gaza, namun pada perang 2014 lalu markas pusat radio ini kembali dibombardir total oleh Israel hingga seluruh peralatan radio hancur. Dalam hitungan jam tim bergerak cepat memindahkan tempat siaran yang memang sudah disiapkan sebelumnya dan kemudian kembali melakukan siaran kembali.

Israel pun kembali mengetahui lokasi radio tersebut, sehingga baru beberapa hari siaran tempat mereka kembali dibombardir. Tidak berhenti disitu, tim radio yang terdiri dari para relawan ini segera melakukan pemindahan lokasi untuk siaran kembali, dan beberapa saat kemudian kembali melakukan siaran dari sebuah tempat yang tidak diketahui.

Penjajah Israel, tidak hanya menyerang secara fisik, tapi juga menyerang radio ini di dunia maya, pasukan penjajah itu  beberapa kali membajak radio Aqsa dan menyiarkan siaran dari tentara tersebut. Menurut Isa Al Batsh, mereka membajak siaran radio Aqsa dan meyusupkan siaran mereka dengan teknologi yang sangat canggih.

Isa yang rumahnya dibombardir oleh Israel sebanyak dua kali ini menjelaskan, sebelum mereka membajak, mereka menggunakan helikopter yang dilengkapi alat untuk menangkap sinyal tepat di atas tempat siaran, lalu mengirim sinyal ke markas pusat tentara Israel, dan membajaknya.

Namun, secanggih apapun alat yang dimiliki oleh Israel, tim IT radio Aqsa dengan cepat bisa mengatasi pembajakan tersebut, sehingga dalam waktu beberapa menit saja, radio Aqsa sudah bisa kembali mengudara dengan siaran-siaran perjuanganya.

Di saat terjadi peperangan, radio Aqsa juga menjadi pemandu tim ke-gawatdaruratan serta ambulan yang akan mengevakuasi para korban. Saat terdapat banyak korban, warga yang sudah terbiasa mendengarkan radio meskipun hanya dengan handphone kecil segera menghubungi radio Aqsa untuk meminta ambulan mengevakuasi para korban.

Radio Aqsa ini juga memiliki banyak kontributor yang tersebar di seluruh daerah di jalur Gaza dan Tepi Barat. Saat perang terjadi, para kontributor segera melakukan sambungan langsung dengan para penyiar untuk melaporkan kejadian secara langsung dari lokasi.

Radionya Para Tahanan

Selain itu, radio Aqsa juga menjadi media informasi untuk para tahanan Palestina yang ada di penjara-penjara Israel. Isa menjelaskan, Israel mengizinkan para tahanan Palestina untuk mendengarkan radio, sehingga para tahanan menjadikan media untuk mengetahui keadaan keluarga mereka di luar penjara.

Radio Aqsa memiliki program khusus untuk para tahanan yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, terdiri dari hubungan langsung dengan keluarga tahanan, wawancara dengan para tahanan yang sudah bebas, serta memberitakan kondisi tahanan yang mengalami berbagai penyiksaan.

Tidak jarang para keluarga para tahanan yang berasal dari Ramalah, Tulkareem, serta berbagai daerah di Tepi Barat menelpon langsung radio Aqsa dan menyampaikan salam kepada keluarganya di penjara Israel. Di saat yang sama para tahanan di penjara secara rutin mendengarkan siaran tersebut.

Di samping itu, radio Aqsa juga memiliki peran penting dalam mendidik masyarakat, dimana setiap minggu Radio ini menghadirkan para Mufti Palestina untuk berdialog langsung dengan warga. Para mufti itu secara langsung memberikan fatwa mereka terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi warga.

Jadi, radio menjadi salah satu media yang mampu memberikan fakta sebenarnya yang sedang terjadi di lapangan. Radio Aqsa adalah fakta sejarah yang hingga hari ini keberadaannya sangat ditakuti penjajah Israel. Semoga akan lahir radio-radio perjuangan lainnya di Gaza.(L/K01/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0