Khartoum, 25 Rabiul Awal 1434/5 Februari 2013 (MINA) – DR. Raditya Sukmana, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Air Langga Surabaya, mengatakan bahwa Sistem perbankan Sudan murni menerapkan sistem syariah. Demikian disampaikannya dalam acara dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Sudan bekerja sama dengan KBRI Indonesia di Sudan kemarin.
“Sudan, merupakan satu di antara tiga negara setelah Irak dan Pakistan yang di kenal murni menerapkan sistem perbankan syariah,” papar Sukmana.
Untuk kedua kalinya Sukmana datang ke Sudan dalam rangka memberikan pelatihan tentang Islamic Micro Finance (Usaha Kerja Menengah/UKM) kepada karyawan-karyawan Bank Sudan yang di koordinir oleh LSM Sudan yaitu Global Training Center.
Menurut keterangan yang diperoleh dari pihak Bank Sudan, pelatihan semacam ini sangat diperlukan guna meningkatkan skil para karyawan. Sudan sendiri sangat memerlukan keterlibatan negara-negara lain termasuk Indonesia untuk pengembangan sistem usaha yang selama ini masih terlihat sederhana dan terkesan tertinggal di bandingkan Indonesia.
Baca Juga: RSF Serang Fasilitas Medis, Krisis Kesehatan Sudan Memburuk
Dalam paparannya, Sukmana mengatakan bahwa perbandingan perbankan syariah Indonesia sangat tertinggal di bandingkan perbankan syariah Malaysia. Bank syariah pertama kali didirikan tahun 1983 dengan nama Bank Islam Malaysia Berhad.
Sementara itu, Indonesia baru mendirikan bank syariah untuk pertama kali pada tahun 1992 yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Menurut Sukmana, Indonesia perlu banyak belajar dari Sudan utamanya yang berkaitan dengan sistem perbankan syariah karena Sudan adalah negara yang benar-benar menerapkan sistem perbankan syariah. “Indonesia harus banyak belajar dari Sudan dalam bidang sistem perbankan syariah ini,” katanya.
Bank syariah di Sudan sudah terbukti menerapkan sistem syariah. Pemerintah Sudan sendiri tidak mengizinkan adanya bank-bank konvensional. “Di Sudan, pemerintahnya tidak menginginkan ada bank konvensisonal,” tegas Raditya yang meraih gelar doktor di International Islamic University Malaysia.
Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel
Sementara itu, para mahasiswa asal Indonesia yang sedang belajar di Sudan diharapkannya agar berusaha keras untuk mengambil jurusan ekonomi syariah atau sering kali mengikuti seminar-seminar ekonomi syariah sebagai tambahan wawasan sehingga kelak saat pulang ke Indonesia bisa dikembangkan.
Dia mengharapkan, para mahasiswa yang mengambil jurusan ekonomi di universitas-universitas di Sudan, tidak hanya mempelajari teori tapi juga bisa magang di bank-bank Sudan sebagai upaya praktik langsung di lapangan.
“Kita berharap para mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan ekonomi di universitas-universitas di Sudan tidak hanya mempelajari teori tapi juga bisa praktik di bank-bank syariah yang ada di Sudan,” terang Sukmana.(L/K14/R2).
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen