Al-Quds, 7 Dhulhijjah 1436/21 September 2015 (MINA) – Pemimpin Gerakan Islam Palestina, Syaikh Raed Shalah berharap pecahnya Intifada 3 (pemberontakan Palestina) di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur jika Israel tetap pada pendiriannya menyerang Al Aqhsa.
“Jika pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa terus berlanjut, mungkin Intifada 3 akan segera pecah di Tepi Barat dan Jerusalem Timur yang diduduki,” kata Shalah saat diwawancara Anadolu Agency.
Seperti dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) dan dikutif Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Shalah memperingatkan Israel yang sudah melakukan pelanggaran atas tempat suci ketiga kaum muslimin itu secara sengaja.
“Tanggapan ditingkat dunia Arab dan umat Islam terletak pada menempatkan tekanan pada pendudukan Israel untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang terhadap Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds (Yerusalem). Kami akan terus mengetuk hati mereka, untuk meningkatkan dukungan terhadap Al-Quds,” kata Salah.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Sejak pekan lalu, pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha hampir setiap hari dan menyerang jamaah yang shalat di masjid suci itu dengan peluru karet, gas air mata dan granat. Akibat serangan itu, puluhan orang luka-luka.
Shalah juga menyambut positi atas sikap Jordan yang mengutuk aksi Israel atas apa yang terjadi di Yerusalem dan Al-Aqsha.
Menurut hukum internasional, Jordan adalah pengawas resmi Al-Wakaf milik kaum Muslimin di Jerusalem Timur itu karena pemerintah daerah setempat terakhir yang mengawasi tempat-tempat suci sebelum 1967 pendudukan Israel.
Shalah mengatakan, pemerintah Israel mengambil keuntungan dari kejadian terkini di dunia Arab, khususnya di Suriah, Irak, Libya, Yaman dan Mesir, sehingga membuat negara-negara Arab itu kurang memperhatikan apa yang sedang terjadi dengan Palestina.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Dia juga memuji posisi sebagian negara Arab dan Islam, yang dipimpin oleh Turki, Qatar, dan Arab Saudi, yang mengutuk agresi Israel di Al-Al Aqsha.
Shalah dianggap salah satu tokoh Islam terkemuka Palestina yang menentang kebijakan Israel atas apa yang terjadi di Palestina selama ini.
Akibat kritiknya yang tajam terhadap Israel, Syaikh Shalah harus membayarnya dengan harga tinggi; ia ditangkap dan diadili. Tapi dilain sisi, warga Palestina memanggilnya dengan nama “Sheikh Al-Al Aqsha”. (T/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat