Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RAHASIA PUASA

kurnia - Jumat, 4 Juli 2014 - 08:49 WIB

Jumat, 4 Juli 2014 - 08:49 WIB

1580 Views ㅤ

Semua-Pintu-SurgaKedatangan bulan suci Ramadhan yang mulia pada tahun ini, merupakan sesuatu yang membahagiakan, menunaikan ibadah Ramadhan banyak keuntungan yang akan peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

Disinilah letak pentingnya membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan. kedatangan bulan mulia tersebut dengan kegembiraan umat Islam karena didalamnya terdapat kelebihan dan keutamaan yang tidak ada pada bulan-bulan yang lain.

Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa  diketahui umat Islam selanjutnya bisa rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

  1. Menguatkan Jiwa

Dalam hidup, tak sedikit didapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain.

Baca Juga: Pelanggaran Zionis terhadap Konvensi Jenewa

Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt Subhanahu wa Taala sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.

Allah firman yang artinya :

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya” (Qs, Al-Jathiya : 23).

Baca Juga: Masjidil Aqsa, Lambang Kehormatan Umat Islam yang Terluka

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya : Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka : orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).

  1. Mendidik.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan : Puasa itu setengah dari kesabaran.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

  1. Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga  akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani.

Baca Juga: Zionis Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Genosida, Dunia Tak Berdaya

Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang tidak perlu meragukannya lagi.

Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

  1. Nilai Kenikmatan

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya.

Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang peroleh.

Baca Juga: Pesan Surah As-Syuraa: Persatuan Bukti Keimanan, Perpecahan Bukti Kemusyrikan

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah.

Hal ini karena baru beberapa jam saja tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang dialami, dan pada saat berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah,

Selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil.

Baca Juga: Bacalah: Perintah Ilahi yang Mengubah Dunia

Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya :

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

  1.  Merasakan Penderitaan Orang lain

Bulan PurnamaMerasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang  dirasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.

Dari sinilah, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara umat Islam di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Irak, Palestina, Afganistan, dan sebagainya.

Baca Juga: Tiga Godaan Lelaki: Ujian Harta, Fitnah Wanita, dan Ambisi Takhta

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita.

Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya.

Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).

Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam, maka sudah sepantasnyalah kalau harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini, dengan penuh rasa gembira sehingga kegembiraan ini bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.

Baca Juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Sesuai Syariat, Ini Panduan Lengkapnya

Kegembiraan terhadap datangnya bulan Ramadhan harus ditunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt, sesuatu yang memang sangat perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt.

Tentu harus prihatin akan kondisi bangsa ini, yang sedang mengalami krisis seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan dan perpecahan yang justru menjauhkan dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt. Wallahu’alam (T/P012/EO2).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Penulis Wartawan MINA : Kurnia Muhammad Hudzaifah

Baca Juga: Doa untuk Orang Haji dan Umroh Agar Mendapat Haji Mabrur

Dari Berbagai Sumber..

 

 

Baca Juga: Silaturahim vs Silaturahmi: Apa Bedanya Menurut Syariat?

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah