Dalam sebuah hadis, sahabat Abu Barazah al-Aslami radhiyallahu anhu berkata,
يا رسول الله دلني على عمل يدخلنى الجنة قال أمط الأذى عن طريق الناس
“Wahai Rasulullah, tunjukanlah kepada saya suatu perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga?” Nabi pun menjawab, ‘Singkirkan gangguan dari jalan manusia.'” [HR. Muslim lihat Shahih al-Adab al-Mufrad 168].
Memahami sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah langkah awal menuju pengamalan yang benar. Dalam hadis yang Anda bawakan, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan pesan yang sangat mendalam tentang pentingnya amal ringan yang dampaknya besar. Mari kita eksplorasi lebih jauh, melampaui teks hadis untuk menggali makna, hikmah, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Barazah al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat Nabi yang dikenal karena semangatnya dalam mencari petunjuk dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Permintaan Abu Barazah sangat khas: ia ingin tahu amalan sederhana namun memiliki dampak besar, yaitu bisa mengantarkan seseorang ke surga.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Hari Sabtu Menurut Alquran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan sebuah pesan sederhana, “Singkirkan gangguan dari jalan manusia.”
Hadis ini juga ditemukan dalam Shahih al-Adab al-Mufrad karya Imam al-Bukhari dengan riwayat yang sahih. Pesan ini menjadi pengingat bahwa amal yang tampaknya kecil di mata manusia, seperti menyingkirkan duri atau batu dari jalan, ternyata memiliki nilai besar di sisi Allah Ta’ala.
Pentingnya Menyingkirkan Gangguan dari Jalan
Dalam ajaran Islam, segala perbuatan yang bermanfaat bagi orang lain memiliki nilai ibadah. Jalan adalah tempat umum yang digunakan oleh banyak orang, sehingga menjaga kenyamanannya menjadi tanggung jawab bersama. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menyingkirkan gangguan dari jalan sangat dianjurkan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-34] Mengubah Kemungkaran
Pertama, Menciptakan Keamanan dan Kenyamanan. Gangguan di jalan, seperti duri, batu, atau benda-benda lain, bisa menyebabkan cedera fisik atau kecelakaan. Dengan menyingkirkannya, seseorang berkontribusi pada keamanan dan kenyamanan banyak orang.
Kedua, Mewujudkan Kasih Sayang. Tindakan ini mencerminkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama. Dalam Islam, sifat rahmah (kasih sayang) adalah salah satu nilai utama yang harus dimiliki setiap Muslim.
Ketiga, Menjaga Hak Pengguna Jalan. Setiap orang memiliki hak untuk menggunakan jalan tanpa merasa terganggu. Menyingkirkan gangguan adalah bentuk penghormatan terhadap hak-hak orang lain.
Amal Ringan yang Berdampak Besar
Baca Juga: Amalan yang Sia-Sia: Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 103-104
Hadis ini mengajarkan bahwa surga bisa diraih melalui perbuatan yang sederhana namun dilakukan dengan niat ikhlas. Berikut adalah beberapa poin yang perlu direnungkan dari hadis di atas.
Pertama, nilai amal tidak bergantung pada besarnya perbuatan. Dalam pandangan manusia, menyingkirkan duri dari jalan mungkin terlihat sepele. Namun, dalam pandangan Allah, amal ini memiliki nilai besar karena menunjukkan kepedulian terhadap sesama.
Kedua, pentingnya niat ikhlas. Amal kecil seperti ini menjadi besar nilainya ketika dilakukan dengan niat ikhlas semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, dampak sosial yang luas. Meskipun tampak kecil, menyingkirkan gangguan dari jalan dapat memberikan manfaat besar bagi banyak orang. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga: 10 Tips Menjadi Suami Ideal dalam Islam
Hadis Ini dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah
Pertama, keselarasan dengan al-qur’an. Al-Qur’an berulang kali menekankan pentingnya melakukan kebaikan, sekecil apapun itu. Dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya juga.”
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Ta’ala tidak pernah mengabaikan amal kebaikan, sekecil apapun itu.
Kedua, hadis-hadis lain yang serupa. Hadis tentang menyingkirkan gangguan dari jalan sejalan dengan banyak hadis lainnya yang menekankan pentingnya amal sosial, seperti membantu orang lain, menjaga kebersihan, dan menghormati hak sesama manusia.
Baca Juga: Mengucapkan Selamat Natal Bagaimana Hukumnya? Simak Penjelasan Ini
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Iman itu memiliki lebih dari 70 cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan la ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Muslim)
Aplikasi Hadis dalam Kehidupan Sehari-hari
Menerapkan hadis ini dalam kehidupan sehari-hari berarti menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk mengamalkan pesan dari hadis ini.
Pertama, menjaga kebersihan lingkungan. Sampah, puing, atau benda berbahaya lainnya yang berserakan di jalan adalah gangguan yang harus dihilangkan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, seseorang telah menjalankan ajaran hadis ini.
Baca Juga: Suami Saleh, Pilar Ketahanan Keluarga Islami
Kedua, membantu orang lain di jalan. Misalnya, membantu orang yang kesulitan menyeberang jalan atau memperbaiki jalan yang rusak. Ini adalah bentuk lain dari menyingkirkan gangguan.
Ketiga, menggunakan jalan dengan etika. Selain menyingkirkan gangguan fisik, kita juga harus menghindari gangguan non-fisik, seperti mengemudi dengan sembrono atau parkir sembarangan yang menghalangi orang lain.
Hikmah dan Pelajaran dari Hadis
Setidaknya ada beberapa pelajaran atau hikmah yang bisa dipetik dari hadis singkat di atas antara lain sebagai berikut.
Baca Juga: Jika Kamu Ingin Menyelesaikan Persoalan, Bacalah Shalawat ini
Pertama, kesederhanaan dalam Islam. Islam adalah agama yang mempermudah, bukan mempersulit. Surga tidak hanya dapat diraih melalui amal besar, tetapi juga melalui perbuatan sederhana yang dilakukan dengan tulus.
Kedua, pentingnya kepedulian sosial. Hadis ini mengajarkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial. Kepedulian terhadap kenyamanan orang lain adalah bagian dari keimanan.
Ketiga, menumbuhkan kesadaran lingkungan. Menjaga jalan dari gangguan juga merupakan bagian dari upaya menjaga lingkungan. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan harmoni antara manusia dan alam.
Tantangan dalam Mengamalkan Hadis
Baca Juga: 10 Sebab Orang Banyak Dosa Namun Tidak Merasa
Meski terdengar sederhana, mengamalkan hadis ini tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain sebagai berikut.
Pertama, kurangnya Kesadaran Sebagian orang menganggap bahwa perbuatan seperti ini terlalu sepele untuk dilakukan.
Kedua, minimnya Pendidikan Kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai Islam seringkali menjadi penghalang dalam mengamalkan ajaran agama.
Ketiga, kehidupan Modern Dalam masyarakat modern yang cenderung individualistik, perhatian terhadap kenyamanan orang lain kadang terabaikan.
Baca Juga: Tak Perlu Tunggu Akhir Tahun, Evaluasi Diri Bisa Dilakukan Kapan Saja!
Hadis ini mengajarkan kita bahwa amal kecil yang dilakukan dengan niat ikhlas bisa menjadi jalan menuju surga. Pesan ini relevan untuk semua kalangan, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Dengan mengamalkan ajaran ini, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih nyaman dan harmonis.
Sebagai Muslim, mari kita jadikan hadis ini sebagai motivasi untuk selalu berbuat baik, sekecil apapun itu. Ingatlah bahwa surga bisa diraih melalui amal-amal ringan seperti menyingkirkan gangguan dari jalan, asalkan dilakukan dengan niat ikhlas dan penuh kesungguhan. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang diridhai Allah dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Amin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menghormati Ibadah Agama Lain dengan Tetap Menjaga Kemurnian Akidah