Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raja Belgia Minta Eropa Tegas, Genosida di Gaza Aib bagi Kemanusiaan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 43 detik yang lalu

43 detik yang lalu

0 Views

Aksi protes besar-besaran di sejumlah wilayah di negara Barat (Foto: X/@arayamas)

Brussels, MINA – Raja Philippe dari Kerajaan Belgia mengecam keras kekejaman yang terus berlangsung di Jalur Gaza. Dalam pidato kenegaraan menjelang perayaan Hari Nasional Belgia, Ahad (20/7/2025), Raja Philippe menyebut situasi di Gaza sebagai “aib bagi kemanusiaan” dan mendesak Eropa untuk segera mengambil sikap tegas menghadapi krisis tersebut.

“Eropa harus menunjukkan kepemimpinan yang lebih kuat,” tegas Raja Philippe, sebagaimana dilansir MEMO, Senin (21/7). Ia juga mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk segera mengakhiri krisis yang disebutnya sebagai “tak tertahankan.”

Kecaman Raja Belgia muncul di tengah meningkatnya kekerasan yang terus merenggut nyawa warga sipil di Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan sedikitnya 73 orang tewas pada Ahad lalu akibat serangan Israel, sebagian besar di kawasan perbatasan Zikim saat warga berupaya mengakses bantuan kemanusiaan. Lebih dari 150 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sehari sebelumnya, 32 warga sipil juga dilaporkan tewas ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga yang tengah mengantri bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation, lembaga bantuan yang diketahui mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Israel sendiri.

Baca Juga: Dua Tentara Israel Ditangkap dan Diinterogasi oleh Polisi Belgia terkait Perang di Gaza

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mencatat hingga 13 Juli 2025, sebanyak 674 warga Gaza telah tewas di dekat titik distribusi bantuan kemanusiaan akibat kekerasan yang dilakukan militer Israel. Angka tersebut menunjukkan semakin rentannya warga sipil bahkan di lokasi yang seharusnya menjadi tempat penyelamatan.

Kecaman juga datang dari Paus Leo XIV yang dalam pernyataan usai doa mingguan di Vatikan, turut menyerukan “penghentian segera terhadap kebiadaban perang ini.” Paus mengecam keras serangan artileri Israel yang pada Kamis sebelumnya menghantam satu-satunya gereja Katolik di Gaza, menewaskan tiga orang jemaat.

Paus juga mengingatkan dunia internasional untuk melarang segala bentuk hukuman kolektif dan penggunaan kekuatan militer yang sembarangan terhadap warga sipil. Ia menegaskan bahwa peperangan tidak boleh mengabaikan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan perlindungan terhadap masyarakat yang tak berdaya.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan tegas dari para pemimpin tinggi Uni Eropa. Dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels pada Selasa lalu, para menteri luar negeri memutuskan untuk tidak menjatuhkan sanksi terhadap Israel. Perwakilan Tinggi Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, hanya menggambarkan situasi hak asasi manusia di Gaza sebagai “katastropik” tanpa diikuti langkah nyata.

Baca Juga: Paus Leo Serukan Diakhirinya ‘Kebiadaban’ Israel di Gaza Usai Serangan ke Gereja

Sikap pasif Uni Eropa itu mendapat sorotan luas dari aktivis kemanusiaan dan masyarakat sipil di Eropa. Mereka menilai kegagalan Eropa bersikap tegas hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.

Sejumlah pengamat menilai pernyataan Raja Belgia menjadi suara langka di antara pemimpin Eropa yang selama ini lebih banyak bungkam atau hanya melontarkan retorika tanpa aksi nyata. Seruan itu dinilai sebagai tekanan moral agar Eropa tak terus-menerus bersembunyi di balik diplomasi kosong sementara kekejaman di Gaza terus berlangsung. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: SOHR: Lebih dari 1.000 Orang Tewas dalam Bentrokan Sweida

Rekomendasi untuk Anda