Amman, 7 Dzulhijjah 1436/21 September 2015 (MINA) – Raja Jordania Abdullah II bin al-Hussein al-Hashimi saat menerima delegasi Arab Parlemen Israel (Knesset) Ahad (20/9) mengatakan, Masjid Al-Aqsha hanya milik dan tempat ibadah umat Islam.
Raja Abdullah II menegaskan kritiknya terhadap Israel yang mencoba membuat eskalasi kekerasan baru yang diklaim sebagai Kuil Yahudi di kompleks Al-Aqsha.
Seperti disebutkan Al-Bawaba, Abdullah II mengecam pasukan keamanan Israel yang telah berulang kali bentrok menyerang umat Muslim di dalam kawasan Al-Aqsha, dengan dalih festival tahun baru Yahudi Rosh Hashanah.
“Apa Netanyahu berusaha dengan tindakan ini mencoba membuat perang?” kata Abdullah dalam pertemuan dengan anggota Knesset tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Abdullah mengatakan bahwa kerusuhan baru-baru ini di situs paling suci ketiga dalam Islam akan ia jadikan sebagai agenda selama pertemuan di PBB pekan depan.
Ia juga mendesak Uni Eropa untuk mengambil sikap tegas terhadap Israel.
“Masyarakat internasional dan Uni Eropa khususnya harus bersikap tegas untuk menghentikan agresi Israel, ini pelanggaran,” desaknya.
Delegasi Knesset Israel dijadwalkan setelah bertemu dengan Raja Jordania juga akan dilanjutkan ke Turki untuk pertemuan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membahas masalah tersebut akhir pekan ini.
Baca Juga: Pesawat Tempur AS Serang Provinsi Amran Yaman
Abdullah dan Erdogan pekan lalu mengecam Israel atas bentrokan yang terjadi di kawasan Al-Aqsha.
Tel Aviv Marah
Sejumlah anggota Knesset di Tel Aviv menyebut delegasi sebagai anti-Semit dan mengatakan kunjungan sebagai pengkhianatan.
Pemimpin oposisi Partai Yisrael Beytenu, Avigdor Liberman, menuduh anggota parlemen itu bekerja untuk mengobarkan ketegangan.
Baca Juga: Houthi: Kami Akan Lanjutkan Serangan Jika Israel Tarik Kesepakatan
“Ini adalah langkah lain hasutan oleh anggota Knesset, yang sibuk siang dan malam dalam kegiatan anti-Israel, dan melakukan segala sesuatu yang bisa mengacaukan situasi di wilayah tersebut dan merusak agenda Israel,” kata Liberman.
Pejabat Partai Likud, Oren Hazan juga mengkritik pertemuan itu, dan meminta Abdullah dan Erdogan untuk bertemu dengan dia membahas perspektif realistis.
“Saya menyerukan kepada Raja Abdullah dan teman lama kami Erdogan bertemu dengan saya untuk menerima perspektif yang realistis tentang kehidupan di Israel dan perang melawan terorisme,” ujarnya. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pertama Kali Serangan Israel Targetkan Pasukan Keamanan Suriah, Tiga Tewas