Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raja Salman Apresiasi Toleransi Indonesia

Rana Setiawan - Jumat, 3 Maret 2017 - 20:36 WIB

Jumat, 3 Maret 2017 - 20:36 WIB

1947 Views

Raja Salman dan Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama tokoh lintas agama. (Foto: biro pers Istana).

Raja Salman dan Presiden RI Joko Widodo berfoto bersama tokoh lintas agama. (Foto: Biro Pers Istana). 

 

Jakarta, 4 Jumadil Awwal 1438/3 Maret 2017 (MINA) – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud mengapresiasi toleransi dan keberagaman di Indonesia. Hal itu diungkapkannya saat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan tokoh-tokoh  lintas agama di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2017), sekitar pukul 14.15 WIB.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang ikut hadir mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, Raja Salman menilai Indonesia terbukti mampu menjaga stabilitas negaranya selama ini karena kemampuannya dalam menjaga toleransi di tengah-tengah keragaman atau kemajemukan.

“Ini sesuatu yang sangat positif di mana menurut beliau Indonesia bisa menjaga stabilitasnya karena ada harmoni dan toleransi agama,” ujar Menag Lukman usai mengikuti pertemuan, Jumat (3/3), demikian keterangan pers Kemenag.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Jelaskan Pentingya “Izin” Pada Surah An-Nur: 62

Di samping itu, lanjut Lukman, Raja Salman juga menegaskan komitmennya terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Menurutnya, menghormati dan melindungi HAM itu adalah perintah semua agama, dan karenanya Arab Saudi sangat peduli dengan perlindungan HAM ini.

“Itulah mengapa Saudi Arabia adalah negara yang juga ikut memerangi ekstrimisme dan radikalisme, karena paham dan tindakan seperti itu bertentangan dengan perlindungan terhadap HAM,” ujar Menag Lukman menyitir pernyataan Raja Salman saat membuka pertemuan tokoh lintas agama ini.

Usai Raja Salman menyampaikan pengantar, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Presiden Joko Widodo. Saat itu, Presiden memperkenalkan 28 tokoh yang hadir mewakili enam agama yang dianut mayoritas bangsa Indonesia. Presiden, kata Menag, menjelaskan kemajemukan agama di Indonesia sebagai pilar persatuan dan kesatuan.

“Mereka memberi teladan untuk pengembangan toleransi, harmoni. Mereka aset untuk perdamaian dunia,” tegas Presiden sebagaimana ditirukan Menag.

Baca Juga: Ustaz Wahyudi KS Jelaskan Empat Perkara Jahiliyah yang Harus Dihindari

Dalam rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin tokoh yang hadir takni mewakili umat Islam di antaranya ialah Din Syamsuddin, Azyumardi Azra, Kammarudin Amin, Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C. Rahman (Yenny Wahid), Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat, dan Yudie Latief.

Sementara Tokoh-tokoh yang mewakili agama lainnya di antaranya ialah Hanriette T. Hutabarat, Pdt. Rony Mandang, Pdt. Jacob Nahuway, dan Gomar Gultom (Kristen Protestan); Ignatius Suharyo Harjoatmojo, Antonius Subianto Osc, Paskalis Bruno Syukur Ofm, dan Franz Magnis Suseno (Kristen Katolik); S. Hartati Tjakra Murdaya, Bhikku Sri Pannyavaro, Suhadi Sanjaya, Arif Harsono (Budha); Wisnu Bawa Tenaya, Ketut Parwata, Putu Soekreta Soeranta, Made Gede Erata (Hindu); serta Uung Sendana, Ws. Budi Santoso Tanuwibowo, XS Djangrana (Konghucu).

Selain Menag Lukman, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga tampak hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam dialog tersebut.

Perdamaian Dunia

Baca Juga: Lima Ciri Kehidupan Berjamaah Menurut Al-Qur’an dan Hadits, Apa Saja?

Usai penyampaian pengantara dari Raja Salman, Presiden kemudian mempersilahkan perwakilan masing-masing tokoh agama untuk menyampaikan harapannya.

Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignatius Suharyo yang mendapatkan giliran pertama menyampaikan terima kasih atas kedatangan Raja Salman di Indonesia. Dia berharap Arab Saudi lebih pro aktif ikut mewujudkan perdamaian dunia.

Tokoh agama berikutnya yang menyampaikan pandangannya adalah Suhadi Sanjaya (Walubi/Buddha), Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia/PHDI), Uung Sendana (Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia/MATAKIN), Pdt. Henriette T. Hutabarat Lebang (Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI), dan Azyumardi Azra mewakili umat Islam.

Dalam pertemuan tersebut, ujar Lukman, Azyumardi Azra secara khusus menyampaikan bahwa pertemuan seperti ini lebih baik jika ditindaklanjuti dengan kerjasama antara Arab Saudi yang memiliki pusat kajian atau pusat studi tentang kajian keagamaan (interfaith) di Wina Austria dengan sejumlah perguruan tinggi keagamaan dan ormas-ormas keagamaan di Indonesia. Dari situ diharapkan akan dapat dirumuskan rencana bersama mewujudkan kedamaian dan kerukunan antar umat dalam program yang aplikatif.

Baca Juga: Ini Perbedaan Tafaruq dan Ikhtilaf, Mana yang Diperbolehkan?

Intinya, ujar Menag, semua sangat terkesan dengan kunjungan Raja Salman, termasuk kesediaannya mengundang tokoh lintas agama. Ini sesuatu yang sangat positif karena menunjukkan kepada dunia bahwa keragaman, kemajemukan dan toleransi antar tokoh dan umat beragama harus senantiasa dijaga oleh semua pihak. (T/R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Berawan Tebal, Sebagian Berpotensi Hujan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Dunia Islam
Kolom
MENAG
Indonesia
Khadijah