Raja Salman Serukan Persatuan Lawan Terorisme

Istanbul, 7 Rajab 1437/15 April 2016 (MINA) — Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman meminta umat Islam untuk bersatu dalam perjuangan mereka melawan terorisme. Dalam pidatonya pada sesi pembukaan KTT OKI ke-13 di Kota Istanbul Turki pada Kamis (14/4), Raja juga menyerukan mengadopsi posisi yang kuat terhadap upaya dari beberapa gangguan kepentingan mencolok pada urusan internal beberapa negara anggota.

“Kenyataan-kenyataan hari ini mengharuskan kita untuk bersatu lebih dari sebelumnya untuk melawan terorisme serta untuk melindungi generasi muda dari berada pada peperangan sengit,” katanya.

Raja Salman menrujuk inisiatif utama yang diambil baru-baru ini oleh Kerajaan Saudi dalam memerangi teror. “Kami telah membuat langkah serius dalam arah ini melalui membentuk aliansi militer Islam, yang terdiri dari 39 negara, dalam rangka mengkoordinasikan semua usaha melalui intelektual, media, keuangan dan inisiatif militer berdasarkan prinsip dan tujuan OKI,” ujarnya.

Mengacu pada campur tangan dalam urusan internal negara-negara Muslim dari beberapa kepentingan, Raja menekankan bahwa ini sangat berperan dalam memperburuk pembagian sektarian dalam ummat Islam di dunia.

“Dunia Muslim terguncang di bawah konflik dan krisis, dan yang diwakili oleh gangguan terang-terangan dalam urusan sejumlah negara Islam secara terpisah dari menabur benih perselisihan dan perpecahan, dan menghasut perselisihan sektarian. Milisi bersenjata yang digunakan untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas kami sehingga untuk menyebarkan pengaruh dan dominasi mereka,” kata Raja sambil menyerukan posisi yang kuat untuk mencegah gangguan tersebut serta menjaga keamanan dan keselamatan dunia Muslim.

Raja Salman juga menyerukan dalam KTT itu untuk mencari solusi bagi isu-isu inti yang dihadapi dunia Muslim. “Mencari solusi hanya untuk masalah Palestina sesuai dengan inisiatif perdamaian Arab dan resolusi legitimasi internasional adalah di garis depan masalah ini.”

“Meletakkan masalah penyelesaian krisis Suriah sesuai dengan keputusan dari Jenewa 1 dan Resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB, serta untuk mendukung upaya-upaya untuk mengakhiri krisis Libya adalah masalah utama lainnya. Pada permasalahan Yaman, kami mendukung upaya PBB untuk keberhasilan konsultasi yang akan diselenggarakan di Kuwait pada pelaksanaan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2216,” tambahnya.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori