Jakarta, 3 Jumadil Akhir 1438/2 Maret 2017 (MINA) – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud mengatakan bahwa tak ada tempat di dunia ini bagi paham kekerasan radikal dan terorisme. “Tak ada tempat bagi pelaku dan paham teror,” tegas Raja Salman saat menyampaikan pidato singkat di hadapan 1.500 hadirin di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara DPR/MPR RI Jakarta, Kamis (2/3).
Dalam kunjungan bersejarahnyanya ke Gedung Parlemen, Raja Salman menegaskan bahwa kerjasama antara Arab Saudi dan Indonesia penting dilakukan untuk memberantas paham terorisme.
“Semoga ini menjadi titik kerja sama di berbagai aspek di tengah dinamika umat Islam terutama dalam hal menangani masalah teroris, termasuk juga masalah stabilitas politik dalam negeri,” kata Raja Salman.
Seusai acara, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menegaskan dukungannya terhadap kerjasama ini, sebab hal ini bisa menjadi babak baru untuk memperbaiki isu teror nasional, bahkan dunia Islam.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Jika nantinya hubungan kerjasama Arab Saudi dan Indonesia benar-benar terjalin, dalam artian bukan hanya hitam di atas putih, saya kira ini akan menjadi hubungan yang cukup menakutkan bagi pelaku teror di seluruh dunia,” katanya.
HNW melanjutkan, dengan adanya kerjasama kontra terorisme dengan Arab Saudi menunjukkan, isu yang tersebar di tengah masyarakat bahwa Arab Saudi adalah pusat terorisme salah besar.
“Ini yang penting. Dengan adanya kerjasama ini, anggapan masyarakat bahwa Arab Saudi adalah pusat terorisme itu salah besar,” ujarnya.
Menurut HNW, hubungan dengan Arab Saudi juga akan menjadi hubungan yang penting untuk menguatkan barisan kaum muslimin di seluruh dunia.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Tentu menguatnya hubungan Arab Saudi dan Indonesia juga akan mampu menjadi solusi untuk menyelesaikan isu-isu nasional, bahkan nantinya juga akan memperbaiki masalah-masalah di negara Islam,” tuturnya.
“Karena selama ini masalah utama di negara Islam adalah perang saudara,” imbuhnya.
Dengan menguatnya hubungan bilateral ini, HNW berharap ke depan tidak ada lagi muncul isu-isu anti Arab yang selama ini berhembus kencang di tengah masyarakat.
Hadir pada kesempatan itu Presiden Jokowi, Presiden Republik Indonesia Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden RI Keenam Try Sutrisno, menteri kabinet kerja seperti Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, Pimpinan DPR RI dan Pimpinan MPR RI seperti Ketua MPR RI Zulkifli Hasan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fachri Hamzah.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Selain itu, sejumlah tokoh dan ulama juga turut hadir seperti Ketua Umum Gerindra Prabowo, Ketua Umum GNPF MUI Bachtiar Nasir, K.H. Muhammad Arifin Ilham, dan Ustaz Yusuf Mansur.
Kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 merupakan kunjungan yang sangat bersejarah, setelah kunjungan Raja Faisal pada tahun 1970, sekitar 47 tahun yang lalu. Tak heran, kunjungan raja berjuluk Penjaga Dua Kota Suci itu disambut antusias oleh berbagai pihak.
Pemimpin Arab Saudi tersebut membawa rombongan dengan jumlah yang cukup besar, yakni sekitar 1.500 orang, termasuk 7 menteri dan sekitar 36 pangeran selama berkunjung ke Indonesia. Kunjungan Raja Salman ini dimaksudkan sebagai kunjungan balasan atas kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kerajaan Arab Saudi pada September 2015 lalu. (L/R06/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia