Riyadh, 10 Rajab 1436/29 April 2015 (MINA) – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah menunjuk Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef (55), keponakannya, sebagai Putra Mahkota.
Sebuah dekrit kerajaan mencoret Pangeran Muqrin bin Abdulaziz bin Saud sebagai Putra Mahkota berikutnya dalam garis takhta.
Pangeran bin Nayef selama satu dekade telah memimpin perang melawan Al-Qaeda di negara kerajaan itu, Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Kami telah memutuskan untuk menanggapi Yang Mulia dan apa yang telah dinyatakan tentang keinginannya untuk melepaskan (Pangeran Muqrin) dari posisi putra mahkota,” kata sebuah pernyataan dari istana yang disampaikan oleh pejabat kepada Saudi Press Agency (SPA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Keputusan yang menunjuk Pangeran Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota dan Wakil Perdana Menteri, juga mengatakan ia akan terus dalam posisinya sebagai Menteri Dalam Negeri dan Kepala Dewan Politik dan Keamanan.
“Ini adalah pertama kalinya, cucu dari pendiri negara (Raja Abdulaziz), bukan putra, ditunjuk sebagai Putra Mahkota,” kata wartawan Al-Jazeera dari Jizan, Arab Saudi.
Pangeran Nayef pernah lolos dari upaya pembunuhan enam tahun yang lalu, saat dia menjabat Kepala Keamanan Arab Saudi.
Sejak itu, ia tetap memperkuat keamanan internal. Sejak itu juga, ada banyak penangkapan tersangka Al-Qaeda, terlebih anggota Islamic State atau ISIS baru-baru ini.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Pangeran Saud Al Faisal, diganti oleh Duta Besar untuk Washington, Adel Al-Jubeir.
Faisal yang menjabat sejak tahun 1975, menjadi Menteri Luar Negeri terlama di dunia.
Faisal diminta untuk dibebaskan dari tugas-tugasnya karena kondisi kesehatannya, menurut dekrit kerajaan. Dia ditunjuk sebagai Penasihat dan Utusan Khusus Raja Salman, serta Pengawas Urusan Luar Negeri. (T/P001/R05)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)