Washington, MINA – Raja Yordania Abdullah II telah memberi tahu Donald Trump bahwa negara-negara Arab bersatu dalam menentang rencana Presiden AS untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina.
“Saya tegaskan kembali posisi teguh Yordania terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat,” kata Abdullah di media sosial pada Selasa (11/2) setelah pembicaraan di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC. Press TV melaporkan.
“Ini adalah posisi Arab yang bersatu,” tegasnya.
Namun, Abdullah memberi tahu Trump bahwa negaranya akan menerima sekitar 2.000 anak Palestina yang sakit.
Baca Juga: Al-Sharaa Suriah: Rencana Trump untuk Gaza Kejahatan Serius
“Salah satu hal yang dapat kita lakukan segera adalah menerima 2.000 anak, anak-anak penderita kanker yang sedang dalam kondisi sangat sakit. Itu mungkin,” kata Abdullah saat Trump menyambutnya di Ruang Oval.
Trump menjawab bahwa itu adalah “isyarat yang sangat indah” dan dia mengeklaim bahwa dia tidak mengetahuinya sebelum Raja Yordania tiba di Gedung Putih.
Selain itu, ia juga memberi tahu Trump bahwa Mesir sedang menyusun rencana tentang bagaimana negara-negara di kawasan itu dapat “bekerja sama” dengan Presiden AS terkait usulan tersebut.
Menjelang pertemuannya yang menegangkan dengan Trump di Gedung Putih di Washington, Raja Abdullah menyerukan pembentukan negara Palestina.
Baca Juga: Saudi dan Iran Tolak Pernyataan Trump Soal Pengusiran Warga dari Gaza
Raja tersebut merupakan pemimpin Arab pertama yang bertemu dengan Trump sejak ia memangku jabatan bulan lalu.
Pertemuan tersebut terjadi di tengah kegaduhan yang disebabkan oleh seruan Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dan merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebelum ke Indonesia, Erdogan Mampir ke Malaysia, Ini Agendanya