Durban, Afrika Selatan, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Pemimpin tradisional Afrika Selatan, Raja Goodwill Zwelithini, meminta masyarakat mengakhiri kekerasan terhadap orang asing yang melanda negara itu sejak akhir Maret.
Di depan 6.000 massa di stadion Moses Mabhida, Durban, Provinsi KwaZulu-Natal, dalam sebuah pertemuan atau imbizo untuk perdamaian, Senin (20/4), Zwelithini membantah memainkan peran dalam memicu kekerasan terhadap orang asing.
Namun ia mengatakan, dirinya terbuka untuk penyelidikan dari Komisi Hak Asasi Manusia atas komentarnya yang dibuat pada akhir bulan lalu.
Gelombang kekerasan xenofobia yang dimulai pada 30 Maret di Durban, sebagian besar telah dituduhkan pada komentar yang dibuat oleh Zwelithini.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Raja Zulu dituduh mengatakan, orang asing harus mengepak tas mereka dan meninggalkan negara itu.
“Orang-orang mengambil apa yang saya katakan di luar konteks. Ini menggelikan,” kata Zwelithini. “Banyak orang telah meninggal. Saya tidak pernah membunuh siapa pun. Saya tidak tahu mengapa saya dituduh,” katanya.
Dia menambahkan, semua orang asing perlu mendapatkan keamanan.
“Martabat rakyat Zulu harus dikembalikan. Mungkin ada kekuatan ketiga di belakang kekerasan ini,” katanya.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Zwelithini adalah Raja Zulu kedelapan sejak tahun 1971, di mana dia memimpin bangsa Zulu yang berpusat di Provinsi KwaZulu-Natal. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa