Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah menghasilkan sejumlah keputusan yang akan menjadi acuan penyelenggaraan program kerja, salah satunya mendorong ketahanan keluarga terhadap perubahan iklim dan bencana.
Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah, Rahmawati Husein, menyampaikan, ketahanan keluarga menjadi penting, karena keluarga merupakan fondasi utama.
“Dari keluarga inilah kita berharap ada kelentingan atau ketangguhan beradaptasi dengan perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana di Indonesia,” kata Rahmawati dalam keterangan tertulisnya yang diterima MINA di Jakarta, Selasa (25/7).
Rakernas LLHPB PP ‘Aisyiyah dihadiri 74 orang peserta dari 29 LLHPB Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) se-Indonesia pada Jumat-Ahad, 21-23 Juli 2023 di Jakarta ini mengkonsolidasikan organisasi dan program kerja.
Baca Juga: Pembantaian Jurnalis di Gaza, Kebenaran yang Dibungkam
“Tujuan Rakernas salah satunya adalah konsolidasi organisasi, pimpinan dan program. Bagaimana pimpinan memahami ruang lingkup dan isu permasalahan lingkungan dan kebencanaan, serta bagaimana program yang akan dijalankan bisa sejalan dengan Tanfidz Keputusan Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah,” ungkap Rahmawati .
Kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Eco Bhinneka Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
‘Ketahanan Keluarga terhadap Perubahan Iklim dan Bencana untuk Mewujudkan Qoryah Thoyyibah’, menjadi tema yang diusung di Rakernas LLHPB.
Zero Waste dimulai dari Keluarga
Baca Juga: 9 Strategi Media Barat dalam Menampilkan Isu Palestina secara Bias
Pada acara ini, Rosa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI pun turut mengajak agar ‘Aisyiyah ikut mengupayakan aksi hemat energi, hemat air, dan gaya hidup ramah lingkungan.
“Saat ini Ibu Menteri LHK mencanangkan bagaimana sampah bisa menuju Zero Waste, yaitu langkah 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) kita jalankan dengan pemilahan sampah mulai dari sumbernya,” ajaknya.
Rosa berharap, semoga ‘Aisyiyah selalu menjadi motor terdepan dalam zero waste dan zero emission. “Saya senang banget jika setelah ini kita bisa membuat langkah-langkah yang lebih konkrit melalui program kerja yang akan dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang membidangi LLHPB, Masyitoh Chusnan, mengungkapkan, penguatan mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim untuk perempuan, anak, dan kelompok rentan, menjadi isu strategis yang dirancang di Muktamar 48 ‘Aisyiyah.
Baca Juga: Sejarah Yahudi adalah Sejarah Kekalahan
“Sejak awal perempuan harus terlibat dalam membangun resiliensi (ketangguhan) dalam penanggulangan bencana dengan memastikan adanya perspektif dan upaya perlindungan dan pemenuhan hak bagi perempuan, anak dan kelompok rentan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Masyitoh, mendidik dan mengenalkan anak dengan upaya pelestarian lingkungan, merupakan langkah yang sangat penting, karena dapat membentuk anak berperilaku positif, dan membentuk kesadaran untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Berlatih Sebelum Bencana
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi mengajak Ibu-Ibu ‘Aisyiyah agar memprioritaskan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana.
Baca Juga: Jelajah Bumi Para Nabi
“Kita semua bisa ikut serta dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB), mari kita kenali risiko bencana yang ada di sekitar kita, dan lakukan latihan bagaimana merespon jika bencana terjadi,” ajaknya.
Prasinta menyarankan agar persiapan dan pelatihan ini bisa dilakukan jauh sebelum bencana terjadi. Di akhir sesi presentasinya, Prasinta dan Tim BNPB menjelaskan praktik cara penyelamatan diri sendiri saat terjadi gempa di dalam ruangan gedung.
Ibu-Ibu ‘Aisyiyah memperagakan cara yang benar bagaimana posisi kedua tangan dalam melindungi kepala terhadap benturan, hingga cara berlindung di bawah meja.
Kurangi Sampah Mulai dari Sumbernya
Baca Juga: Menjaga Diri dari Godaan Duniawi di Akhir Ramadhan
‘Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat’ menjadi topik diskusi yang juga diangkat pada agenda Rakernas LLHPB.
Direktur Pengelolaan dan Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti Ansjar hadir menegaskan, pencegahan dan pengurangan sampah strategi dan pendekatannya harus dimulai dari level keluarga.
“Saya yakin, dengan The Power of Emak-Emak, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah bisa menjadi agen perubahan dan berperan mendorong upaya mencegah, memilah, dan mengolah sampah,” lanjutnya.
Gaya hidup ramah lingkungan, menurut Vinda, bisa dilakukan mulai dari kebiasaan mencegah sampah, belanja tanpa kemasan, menghabiskan makanan, memilah sampah dari rumah, hingga mengkomposkan sisa makanan.(R/R1/P2)
Baca Juga: Bulan Ramadhan Ibarat Permainan Ular Tangga, Dimana Posisi Kita?
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gila Hormat dalam Perspektif Ilmiah dan Syariat Islam