Surakarta, MINA – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Zakat 2019 yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Surakarta, Jawa Tengah, selama tiga hari sejak Senin hingga Rabu (4-6/3) menjadi ajang promosi ekonomi syariah.
Ketua Umum Panitia Rakornas Zakat 2019 Jaja Jaelani mengatakan, rakornas kali ini memang secara khusus mengangkat tema “Optimalisasi Pengelolaan Zakat untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan Menuju Indonesia Pusat Ekonomi Islam Dunia”.
“Kami memfasilitasi pengadaan peranti pameran seperti booth untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk dan program-program ekonomi syariah bagi swasta, BUMN dan instansi pemerintah,” katanya di sela-sela acara, Selasa (5/3).
Beberapa instansi pemerintah baik dari BUMN maupun BUMS, turut berpartisipasi dalam rakornas tersebut, seperti BNI Syariah, BRI Syariah, CIMB Niaga Syariah, Bank Muamalat, Bank Indonesia, Insight dan Go Pay.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut Jaja, hampir semua umbul-umbul, spanduk, banner, wall of fame, brosur, adibs MC, backdrop, booth, berisi produk dan program ekonomi syariah, seperti zakat, infak dan sedekah (ZIS). Beberapa mitra Baznas pun meluncurkan produk dan program pada ajang rakornas.
Seperti BNI Syariah dengan launching dan penyerahan simbolis Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) Baznas Card via Tap Cash.
“Kami memberikan kesempatan ke mitra untuk menyampaikan presentasi produk mereka kepada para peserta Rakornas Zakat, juga penayangan video di tengah acara dan fasilitas booth,” ucap Jaja.
Jaja menuturkan, pengenalan ekonomi syariah ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli pada ekonomi syariah. Pengembangan ekonomi syariah diharapkan tidak berhenti di satu wilayah tertentu, namun di semua wilayah sehingga jadi tumpuan ekonomi nasional.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Jadi, kita coba angkat kembali agar masyarakat makin peduli dan ada alternatif pembiayaan, tidak sekadar perbankan syariah atau konvensional, tapi ada alternatif lain,” ujarnya.
Ia menerangkan, ekonomi syariah saat ini terus berkembang tidak hanya identik dengan perbankan syariah. Konsep ekonomi syariah terus meluas ke berbagai model pembiayaan. Hanya saja, saat ini data yang banyak masuk tentang ekonomi syariah masih didominasi oleh perbankan syariah.
Jaja menilai, potensi ekonomi syariah masih sangat perlu digali lebih mendalam karena banyak peluang yang didapat. Sebagai contoh pembiayaan dengan sistem syariah. Ekonomi syariah memberi peluang masyarakat untuk mengakses itu dengan konsep bagi hasil, baik keuntungan maupun kerugian.
“Jadi ada potensi masih harus digali, banyak peluang pembiayaan di luar perbankan dengan sistem syariah. Masyarakat aware mau pilih konvensional atau syariah,” katanya.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Lebih lanjut, Jaja berharap Rakornas Zakat 2019 dapat mengidentifikasi dan mendorong tokoh-tokoh inspiratif ekonomi syariah agar menjadi motor penggerak bagi lingkungan sekitarnya. Ekonomi syariah juga terus berkembang baik dari industri halal, baik berupa makanan dan minuman, pariwisata, fesyen hingga farmasi. (T/R06/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng