London, MINA – Raksasa energi yang berbasis di Inggris, Shell, menangguhkan semua pengiriman melalui Laut Merah tanpa batas waktu, di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah karena dukungan AS yang tak henti-hentinya terhadap perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.
The Wall Street Journal, mengutip orang-orang yang mengetahui keputusan tersebut, melaporkan pada Selasa (16/1) bahwa Shell memutuskan menunda transit karena kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan baru yang melibatkan angkatan bersenjata Yaman dan negara-negara Barat pimpinan AS, yang merupakan pendukung utama Israel.
Sebuah kapal tanker tujuan Israel yang disewa oleh Shell dilaporkan menjadi sasaran drone di Laut Merah. Press TV melaporkan.
Raksasa pelayaran Maersk awal bulan ini juga menyatakan akan mengalihkan kapal-kapal di sekitar Afrika daripada menggunakan Laut Merah dan Terusan Suez di masa mendatang.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Perusahaan pelayaran Israel telah memutuskan untuk mengubah rute kapal mereka karena takut akan serangan pasukan Yaman.
Pasukan Yaman telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel selama beberapa pekan. Namun, keputusan perusahaan minyak tersebut muncul setelah Yaman memperingatkan bahwa armada angkatan laut Amerika dan Inggris akan menjadi target yang “sah” bagi angkatan bersenjata negara tersebut, menyusul gelombang serangan terhadap Yaman sebagai respons terhadap serangan anti-Israel. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan