
Swedia
kecam pembakaran masjid. (Foto: IINA)" width="300" height="176" /> Masyarakat Swedia kecam pembakaran masjid. (Foto: IINA)Stockholm, 7 Rabiul Awwal 1436/29 Desember 2014 (MINA) – Ratusan warga Swedia turun ke jalan untuk mengecam pembakaran terhadap sebuah masjid yang mengakibatkan lima orang terluka.
Sebuah bom dilemparkan melalui jendela tertutup masjid di pusat kota Eskilstuna pada Kamis (24/12) lalu, ketika 70 jamaah sedang berada di dalam masjid. Setidaknya ada lima korban luka, dua korban luka telah dirawat di rumah sakit pada Jumat.
Setelah peristiwa pembakaran itu, sekelompok orang berkumpul di masjid yang rusak untuk menunjukkan dukungan mereka, sebagaimana International Islamic News Agency (IINA) melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemerintah melakukan penyelidikan terhadap insiden itu, tetapi pihak berwenang sampai sekarang belum mampu menangkap tersangka pembakaran.
Baca Juga: PM Spanyol: Kami Tidak akan Izinkan Rencana Trump Gusur Gaza
Seorang juru bicara polisi Swedia mengatakan, badan intelijen Swedia akan mengambil bagian dalam penyelidikan insiden ini.
Dalam pemilu September lalu, partai ekstrim sayap kanan anti-imigrasi Swedia menjadi partai terbesar ketiga di parlemen dengan memenangkan 12,9 persen suara.
Menurut jajak pendapat pemilu baru-baru ini untuk stasiun radio SR, dukungan pada partai tersebut telah meningkat pada September, menjadi 13,9 persen, dan survei lain yang menunjukkan dukungan hampir 16 persen.
Jajak pendapat terbaru yang diterbitkan oleh SR Radio menunjukkan, tingkat ketakutan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Spanyol Janji Lakukan yang Terbaik untuk Bangun Kembali Gaza
swedia/">Kepala Asosiasi Muslim Swedia, Omar Mustafa menyayangkan munculnya permusuhan terhadap orang asing dan Muslim tanpa alasan yang benar. (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Prihatin AS Keluar dari WHO