Jakarta, 2 Ramadhan 1436/19 Juni 2015 (MINA) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Nur Syam mengatakan, ibadah Ramadhan mengajarkan kita membangun tradisi dan relasi.
Pernyataan tersebut disampaikan Sekjen Kemenag saat mengisi tausyiah setelah Shalat Dzuhur berjama’ah di Gedung Kemenag RI Lt.2, Kamis (18/06).
“Puasa merupakan ibadah yang penilaiannya langsung oleh Allah. Ikhlas tidaknya seseorang melakukan ibadah puasa hanya Allah yang tahu,” kata Nur Syam. Sebagaimana siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Nur Syam mengatakan, setiap ibadah yang diperintahkan Allah adalah untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Di hadapan pegawai Kementerian Agama yang ikut salat berjamaah, Nur Syam mengatakan bahwa hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Allah (hablumminallah). Sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesama makhluk Allah (hablumminannas).
Dikatakannya, pencapaian utama kita dalam menjalankan ibadah puasa Ramadlan, yaitu menjadikan kita sebagai manusia bertaqwa dengan memperkuat hubungan kita kepada Allah yang lebih baik lagi dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
“Puasa mentradisikan kita sekurang-kurangnya menjalankan perintah-Nya. Melalui puasa habluminannas hubungan dengan sesama (manusia) harus terpelihara dengan baik,” ujar Nur Syam.
“Sebagai umat muslim wajib kita membangun serta menjaga hubungan tersebut dengan baik, tidak hanya kepada umat Islam saja namun kepada umat beragama lain juga wajib,” imbuhnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Dalam tausiyahnya, Nur Syam menggarisbawahi, bahwa puasa harus dapat menyadarkan diri kita untuk peka terhadap lingkungan sekeliling kita. Puasa mengajarkan membantu orang yang sedang kesulitan, membuat orang lain untuk bergembira atas kehadiran kita. “Bila itu terpenuhi, maka pencapaian puasa kita akan luar sangat biasa,” ucap Nur Syam.
Pencapaian ketiga, membangun hubungan dengan alam (hablum minal-alam). Menurut Nur Syam, kita patut bersyukur karena masih bisa menghirup udara segar dan bersih di lingkungan kita. Allah telah memberikan segala hal di atas muka bumi ini dengan cuma-cuma. Tugas kita hanya menjaga dan memilihara.
Hal sepele yang selalu luput oleh kita, lanjut Nur Syam, adalah tentang kebersihan. Masih banyak yang membuang sampah dan merokok di sembarang tempat. Puasa juga mengajarkan kita untuk bersih. “Mari kita bangun tradisi kesadaran kita dalam mencintai lingkungan,” ajak Nur Syam.
“Islam bukanlah agama yang memerintahkan untuk hanya beribadah saja kepada Allah tanpa memikirkan kehidupan dunia, begitu pun sebaliknya tidak juga hanya mengejar kehidupan dunia saja. Tetapi setiap ibadah itu harus seimbang antara dunia dan akhirat,” tutupnya. (T/P010/R02)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)