Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadhan Bulan Al-Quran

kurnia - Rabu, 28 April 2021 - 09:29 WIB

Rabu, 28 April 2021 - 09:29 WIB

23 Views ㅤ

Oleh Kurnia M Hudzaifah (Wartawan MINA)

Al-Quran diturunkan saat bulan Ramadhan, karena itu Ramadhan dikenal dengan istilah Syahrul Quran. Bulan Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran) menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaannya.

Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam surah Al-Baqarah : 185

شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

Karena itu bulan Ramadhan dijuluki dengan nama syahrul quran (bulan Al-Quran). Pada setiap bulan Ramadhan pula Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu bertadarus (berinteraksi) dengan Al-Quran dengan Jibril as, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ibnu Abbas r.a (HR. Bukhari).

Maka, pada bulan Ramadhan ini kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak berinteraksi dengan Al-Quran, dengan cara membacanya, memahami dan mentadabburi maknanya, menghafal dan mempelajarinya, serta mengamalkannya.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia menyangkut tuntunan yang berkaitan dengan aqidah, dan penjelasan mengenai petunjuk itu dalam hal rincian syariat, dengan diturunkannya al-Qur’an pada bulan Ramadhan, mengisyaratkan bahwa sangat dianjurkan untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an selama bulan Ramadhan, dan yang mempelajarinya diharapkan memperoleh petunjuk serta pemahaman makna Al-Quran.

Karena dengan membaca al-Qur’an kita dianjurkan menyiapkan hati ikhlas untuk menerima petunjuk Ilahi berkat makanan ruhani-bukan jasmani-yang memenuhi kalbunya. Bahkan jiwanya akan semakin cerah, pikiran menjadi jernih, sehingga kemampuan membedakan antara yang haq dan yang bathil.

Bila dilihat dari rentang sejarah pewahyuan Al-Qur’an, bahwa dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, kitab suci al-Qur’an diturunkan secara bertahap untuk memenuhi tuntunan situasi dan lingkungan yang ada.

Ibn Abbas (w. 68 H), seorang ilmuwan terkemuka di antara sahabat Rasul mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan ke langit terbawah (bait al-“izzah) dalam satu malam yang kemudian diturunkan secara bertahap sesuai dengan keperluan.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar” (QS. Al-Qadar: 1).

Malam lailatul qadar adalah malam turunnya ayat-ayat pertama Al-Quran kepada nabi umat Islam, Muhammad.

Pengertian lain Lailatul Qadar adalah malam ketika Tuhan (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) pertama kali menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melalui malaikat Jibril. Mulai memasuki pertengahan bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Menurut Imam Hasan al-Bashri Hakihat iman adalah siapa saja yang takut kepada Allah sedang Dia tidak kelihatan olehnya, dan mencintai apa yang Allah cintai, serta menjauhi apa yang Allah murkai”.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالۡاَنۡعَامِ مُخۡتَلِفٌ اَ لۡوَانُهٗ كَذٰلِكَ ؕ اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ غَفُوۡرٌ

 “Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun..” (Surah: Fathir : 28).

Banyak para ulama dan generasi salafush-shalih yang menunda sementara melakukan amal-amal shalih yang lain demi fokus mengkhatamkan al-Quran, maka dengan waktu yang tinggal pertengahan bulan Ramadhan ini perlu mengencangkan pinggang.

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Untuk memperbanyak mengkhatam tadarus quran kita, semoga bulan ramadhan ini kita mendapatkan kemulianan dan keberkahan Ramadhan. (AK/R4/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok