Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA
Tamu agung Ramadhan itu pun datang menemui kaum Muslimin. Sambutan bahagia dengan ucapan “Marhaban Yaa Ramadhan” pun kita lantunkan menyambutnya.
Ramadhan datang sebagai bulan penuh ampunan, bulan pembakaran dosa-dosa orang-orang beriman.
Ini sesuai dengan makna Ramadhan, yang artinya panas membakar. Panas membakar ini berasal dari sinar matahari.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Awalnya, orang-orang Arab dahulu ketika memindahkan nama-nama bulan dari bahasa lama ke bahasa Arab, mereka namakan bulan-bulan itu menurut masa yang dilaluinya.
Datangnya bulan Ramadhan masa itu bertepatan dengan masa panas akibat sengatan terik matahari. Apalagi bagi pejalan kaki di atas padang pasir. Maka dinamakan bulan Ramadhan.
Ramadhan bermakna panas, kering, membakar, karena tenggorokan orang-orang teras kering akibat hawa panas bulan tersebut.
Panas juga didasarkan karena perut orang-orang yang berpuasa tengah terbakar pada bulan itu akibat menahan makan dan minum seharian.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Panas membakar bisa juga berarti karena bulan Ramadhan memberikan energi untuk membakar dosa-dosa yang dilakukan manusia.
Oleh karena itu, pada bulan Ramadhan yang mulia ini umat Islam dibakar, ditempa, serta digembleng dengan berbagai amaliyah Ramadhan, agar hawa nafsu tertundukkan dan lumuran dosa-dosanya terkikis habis. Hingga seusai Ramadhan tercapailah derajat taqwa di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hingga memperoleh ampunan Allah, seperti yang Rasul janjikan:
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Artinya : “Barangsiapa berpuasa karena imannya (kepada Allah) dan hanya mengharapkan (ridha-Nya), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Pafa hadits lain disebutkan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُوْدَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا كَانَ يَنْبَغِيْ اَنْ يُتَحَفَّظَ مِنْهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : ”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan menjaga segala batas-batasnya, serta memelihara diri dari segala yang baik dipelihara diri darinya, niscaya puasanya itu menutupi dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Semoga kita dapat mengambil momentum terbaik Ramadhan ini untuk membakar dan menghapus dosa-dosa kita sepanjang setahun yang lalu. Aamiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga