Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Dari dua belas nama bulan dalam setahun, hanya Ramadhan satu-satunya nama bulan yang disebut dalam Al-Quran. Sehingga tepat sekali, jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memilih bulan Ramadan menjadi bulan istimewa. Bulan berlangsungnya berbagai peristiwa yang mengandung pelajaran (ibrah) dan pendorong semangat kehidupan umat manusia.
Keistimewaan bulan Ramadan dimulai dengan turunnya Al-Qur’an. Bersamaan dengan dimulainya tugas kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menyebarkan risalah Islamiyah yang mengandung rahmat untuk seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
Peran dan fungsi Al-Qur’an adalah kitab suci petunjuk bagi manusia, berisi penjelasan-penjelasan mengenai segala hal, serta “al-furqan” pembeda antara yang haq dan bathil.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Bukan hanya itu, pada bulan Ramadhan pula terjadi Ghazwah Badar Al-Kubra (tahun ke-2 Hijrah). Perang antara umat Islam melawan musyrikin Quraisy Mekkah. Kekuatan umat Islam 330 orang, terdiri dari Muhajirin (umat Islam yang hijrah dari Mekkah) dan Anshar (umat Islam penduduk asli Madinah), dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kaum Muslimin menghadapi 950 orang pasukan musyrikin Quraisy Mekkah, dipimpin jago-jago perang, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sofyan, dll.
Pasukan Islam yang minim pengalaman, jumlah, dan peralatan, ternyata mampu mengalahkan Musyrikin Mekkah yang gagah perkasa. Nilai haq walaupun kecil, dapat mengalahkan nilai bathil yang berlipat-ganda.
Maka Perang Badar, yang ditempuh umat Islam sambil melaksanakan ibadah shaum Ramadhan, disebut “yaumul furqon”, Hari Pemisah antara haq dan bathil.
Enam tahun setelah Ghazwah Badar yang amat fenomenal itu, tahun ke-8 Hijrah, umat Islam melaksanakan Ghazwah menaklukkan Kota Mekkah, dan itu terjadi pada bulan Ramadhan. Penghuni Mekkah yang mayoritas masih musyrik dan kafir menyerah tanpa perlawanan. Termasuk tokoh-tokohnya yang sebelumnya memusuhi Islam.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Baik Ghazwah Badar, maupun Ghazwah Fathu Mekkah, yang berlangsung pada bulan Ramadhan, merupakan contoh bagi umat Islam sepanjang zaman. Bagaimana Ramadhan merupakan bulan jihad di Jalan Allah.
Dari rangkaian peristiwa yang terjadi pada bulan suci Ramadhan tersebut, menggambarkan bahwa bulan Ramadhan bukanlah bulan bersantai-santai, tidur-tiduran, dan bermain-main sekedar menunggu beduk maghrib.
Tetapi justru bulan penuh perjuangan, bulan memperbanyak amal kebajikan, bulan peningkatan jihad di jalan Allah. Sebab amal ibadah dan kebajikan pada bulan Ramadhan itu akan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya oleh Allah.
Bahkan orang yang berpuasa Ramadhan itu tidak perlu memikirkan dan menyediakan makan, minum, coffee break, dan makanan ringan lainnya. Namun ia fokus pada pekerjaannya, amal kebajikannya. Hingga menunggu datangnya saat azan Maghrib. Itu saja seolah yang dinanti.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Maka, tatkala azan Maghrib berkumandang, datanglah kegembiraan itu. Hingga hilang lelah, letih dan lemah sepanjang seharian berpuasa. Diganti aneka minuman dan makanan yang menanti di meja hidangan. Belum lagi nanti kebahagiaan di sisi Allah, saat menjemput pahala kelak di akhirat. Aamiin. (RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat