Athena, 1 Syawal 1434/8 Agustus 2013 (MINA) – Presiden dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Yunani, Insinyur Abdulnasser Abdulwahid Amer mengatakan Idul Fitri di Yunani pada Kamis pagi (8/8) memiliki rasa khusus bagi umat Islam di Yunani.
Setelah shalat Id yang dilakukan oleh semua umat Islam di sana, mereka bersalaman merayakan hari raya. Mereka mengunjungi keluarga mereka, kerabat, tetangga, dan teman-teman.
Sebelum shalat Id, Zakat Fitri didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka juga mengunjungi orang-orang sakit, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Meskipun jumlah penduduk muslim di Yunani tidak melebihi satu juta jiwa dibandingkan dengan 11 juta penduduk Kristen di sana, Ramadhan memiliki rasa khusus. Pedagang mengimpor kurma dari berbagai negara, dan beberapa permen di mana muslim di sana menyukai makanan manis pada bulan Ramadhan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Menurut Amer, pada Ramadhan, komunitas muslim di Yunani terus mengadakan tradisi buka puasa dan doa bersama. Para dermawan menanggung biaya untuk makanan tersebut. Banyak pekerja dan mahasiswa menghadiri acara buka puasa tersebut.
Amer mengatakan, dewan masjid di Yunani mengadakan kontes agama dan budaya selama Ramadhan termasuk lomba membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits. “Masjid menjadi tempat untuk mengajarkan ilmu agama Islam. Pengurus masjid mengundang ulama senior dari berbagai negara Islam sepanjang bulan suci,” kata Amer.
Setiap harinya, setelah shalat Ashar, muslim di Yunani berkumpul berdoa di masjid untuk mendengarkan salah satu penghafal Al-Quran membaca satu Juz Al-Quran. Kemudian, diteruskan dengan jamaah yang membaca sebanyak yang mereka dapat antara shalat Maghrib dan Isya. Setelah itu, mereka melaksanakan shalat Tarawih dengan mendengarkan tausyiah pelajaran agama menjelang shalat tarawih.
“Kami sebagai Liga Muslim di Yunani, menyiapkan berbuka bersama. Kami mengundang perwakilan dari negara-negara Islam, juga negara-negara Eropa dan lainnya, serta ulama dan tokoh terkemuka dari Gereja Yunani untuk memperkenalkan mereka dengan Islam,” ungkap Amer.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Selama sepertiga terakhir Ramadhan, masjid dipenuhi oleh jamaah yang sedang melakukan I’tikaf. Mereka membaca Al-Quran dan melakukan shalat Tarawih serta Tahajud.
Jamaah muslim di Yunani melakukan I’tikaf di 15 tempat shalat -semacam mushola- di ibukota negara itu, Athena. Hal itu dilakukan karena tidak ada masjid agung di sana. Sebagian besar wilayah Yunani hanya terdapat masjid kecil seperti di Tesalonika dan Petra.
Mereka yang bertanggung jawab atas tempat shalat mengumpulkan sumbangan dan zakat, mereka distribusikan ke orang miskin yang membutuhkan. Banyak Muslim menyumbangkan uang untuk dana amal sehingga dapat membantu fakir miskin di Yunani.
“Jamaah muslim di Yunani terutama terkonsentrasi di bagian timur laut negara seperti Xanthi, Komotini dan Alexandroupoli, memastikan bahwa mereka tidak berbuka puasa untuk alasan apapun. Kafe-kafe ditutup pada siang hari. Muslim ditandai dengan kemurahan hati mereka. Mereka selalu baik dan membantu satu sama lain. Selama Ramadhan karakteristik ini dijalankan bahkan lebih,” ujar Amer.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dia menyatakan, umat Islam di Yunani memerintahkan anak-anak mereka untuk berpuasa. Kaum Muslim di Yunani juga diberikan izin untuk melakukan shalat selama jam kerja.
Saat ditanya mengenai kegiatan komunitas muslim Yunani selama Tarawih dan shalat Tahajjud yang mengganggu masyarakat, Amer menjawab bahwa kegiatan itu tidak ada selama umat Islam di sana melaksanakan shalat.
“Seperti shalat Tarawih, kami mencoba untuk masuk dan meninggalkan masjid dengan tenang. Kami tidak beribadah dengan suara keras, terutama karena shalat Tarawih biasanya dilaksanakan agak larut malam. Tempat shalat juga biasanya dalam bentuk ruangangan di bangunan apartemen,” tambahnya. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin