Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RAMADHAN DI EROPA MULAI 28 JUNI

Redaksi MINA - Rabu, 25 Juni 2014 - 15:40 WIB

Rabu, 25 Juni 2014 - 15:40 WIB

872 Views

Photo: iqna

ramadhan-1435.jpg" alt="Photo: iqna" width="300" height="225" /> Photo: iqna

London, 27 Sya’ban 1435/25 Juni 2014 – Dewan Peneliti dan Fatwa untuk Eropa (European Council for Fatwa and Research/ECFR) telah memutuskan bahwa Ramadhan di Eropa akan dimulai pada 28 Juni  berdasarkan  keputusan yang diambil melalui perhitungan astronomi.

“Bulan Ramadhan akan tiba pada Jumat, 27 Juni, 2014 at 08:08 GMT (11:11 waktu Makkah),” kata pernyataan dari dewan Arab yang berbasis di Dublin yang diperoleh OnIslam dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pernyataan itu menegaskan bahwa bulan tidak akan tampak di negara-negara Arab dan Asia.

“Bulan bisa terlihat jelas di sebagian besar negara Amerika Latin. Namun, penampakan hilal tidak mungkin di negara-negara Arab dan Asia, “katanya menambahkan.

Baca Juga: Partai Oposisi Jerman Desak Akhiri Tindakan Keras terhadap Gerakan Pro-Palestina

Islamic Society of North America (ISNA) mengatakan bahwa Ramadhan akan dimulai pada Sabtu, 28 Juni di Amerika Utara.

ECFR mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk mengadopsi perhitungan astronomi dalam menentukan awal bulan suci.

“Astronomi adalah ilmu modern yang mencapai tingkat akurasi yang besar dalam menentukan awal dan akhir bulan, karenanya kami mendesak Muslim Eropa untuk mengadopsi itu dalam menentukan awal bulan, terutama Ramadhan dan Syawal”, katanya.

Pihaknya juga meminta agar para imam masjid dan tokoh Muslim di semua negara-negara Muslim untuk menghormati hasil dari perhitungan astronomi untuk membantu menyatukan umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Uni Eropa Siap Beri Pelatihan Kepada Polisi Gaza

Perbedaan Ramadhan

Penentuan Ramadhan dan penampakan bulan selalu menjadi isu kontroversial di antara negara-negara Muslim. Padahal Islam telah memberikan arahan untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan dua cara, yaitu Ru’yatul hilal dan hisab.

Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :

صوموا لرؤيَتِهِ وأفطِروا لرؤيتِهِ ، فإنْ غبِّيَ عليكم فأكملوا عدةَ شعبانَ ثلاثينَ

Baca Juga: Latihan Terbang di Karelia Berujung Tragedi, Jet Sukhoi Su-30 Rusia Jatuh

“Berpuasalah karena melihatnya (hilal), berbukalah karena melihatnya (hilal), jika penglihatan kalian terhalang maka sempurnakan bulan Sya’ban jadi 30 hari” (HR. Bukhari 1909, Muslim 1081)

Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

لا تصوموا حتى تروه، ولا تفطروا حتى تروه

“Janganlah berpuasa sampai engkau melihat hilal, janganlah berlebaran hingga engkau melihat hilal” (HR. Muslim 1080)

Baca Juga: Sejumlah Aktivis Panjat Gerbang Brandenburg, Protes Keterlibatan Jerman dalam Genosida di Gaza

Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab menghimbau pada umat muslim untuk tidak resah pada perbedaan penetapan awal Ramadhan.

“Ikuti dan pilih penentuan awal Ramadhan sesuai sistem yang diyakini. Jangan jadikan perbedaan penetapan awal ramadhan sebagai sumber perpecahan dan keresahan umat,” kata Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab pada Miraj Islamic News Agency (MINA) di Pesantren Agrikultur, Mega Mendung, Bogor.

FPI melalui Habib Rizieq mengatakan bahwa mereka memakai metode Rukyatul Hilal pada penentuan awal Ramadhan dan memakai metode sulam klasik dalam membuat kalender hijriyah.

Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Agama RI, Zubaidi, di Jakarta, Selasa (24/06) mengatakan, sidang itsbat (penetapan) awal Ramadlan 1435 dijadwalkan di Gedung Kementerian Agama Jakarta dengan mengundang perwakilan ormas Islam.

Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy Bebas setelah 20 Hari di Penjara

“Sidang dimulai dengan sessi pemaparan mengenai posisi hilal di Indonesia secara astronomis oleh Prof. Thomas Djamaludin (Lembaga Penerbangan dan Anatriksa Nasional/LAPAN) dan Cecep Nurwendaya (Badan Hisab Rukyat),” terang Zubaidi.

“Media dipersilahkan mengikuti, meliput dan menyiarkan sessi ini kepada masyarakat,” tambahnya.

Sebagai wahana sosialisasi dan edukasi bagi kepada masyarakat, Kementerian Agama menyelenggarakan lokakarya penentuan awal Ramadhan 1435 H. pada 25–26 Juni 2014 di Jakarta, dengan menghadirkan para pakar hisab-rukyat dan astronomi.(T/P08/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Inggris Cabut Sanksi Presiden Suriah, Uni Eropa Siap Menyusul

Rekomendasi untuk Anda

Artikel
Tausiyah
MINA Preneur
Kolom
Indonesia